Salah satu langkah yang harus ditempuh oleh PT. Sierad Feedmill untuk mendapatkan respon yang baik dari konsumen adalah dengan senantiasa menjaga ketersediaan produk di pasaran sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Permasalahannya adalah perusahaan belum memiliki jadwal pendistribusian secara terencana. Hal tersebut kadangkala menjadi penyebab terhambatnya aliran distribusi produk dari perusahaan ke distribution centre. Sistem distribusi dengan menggunakan metode Distribution Requirement Planning bertujuan untuk membuat suatu perencanaan penjadwalan pendistribusian dan diharapkan dapat meminimasi permasalahan yang dihadapi perusahaan. Dalam perhitungan Distribution Requirement Planning diperlukan beberapa input mendasar. Input tersebut adalah bill of distribution, hasil peramalan permintaan produk sepanjang periode Juli 2004 sampai dengan Desember 2004, besarnya kuantitas pendistribusian, besarnya stok pengaman, dan persediaan akhir produk yang terdapat di distribution centre. Dari hasil perhitungan Distribution Requirement Planning diperoleh dua buah output. Pertama adalah perencanaan penjadwalan distribusi produk dari PT. Sierad Feedmill ke masing-masing distribution centre untuk periode Juli 2004 sampai dengan Desember 2004. Yang kedua merupakan perencanaan anggaran keuangan yang dikeluarkan dalam kegiatan distribusi, yang terdiri dari biaya distribusi produk per periode pengiriman dan biaya penyimpanan produk per periode. Berdasarkan hasil perhitungan, dengan menggunakan metode Distribution Requirement Planning dihasilkan biaya yang lebih rendah. Untuk produk B 101 CT pada distribution centre Tangerang, besarnya total biaya distribusi dengan menggunakan sistem distribusi perusahaan adalah Rp. 3.117.463,- sedangkan untuk biaya simpan sepanjang periode 27 hingga 34 adalah sebesar Rp. 25.015.750,-. Sedangkan dengan menggunakan metode Distribution Requirement Planning besarnya biaya distribusi adalah Rp. 2.771.854,- dan besarnya biaya simpan sebesar Rp. 22.736.250,-. |