Negara Indonesia sampai saat ini masih digolongkan sebagai negara berkembang. Tentunya di negara berkembang banyak penduduk yang masih ingin memperindah tempat tinggal, tempat kerja dan bahkan menggunakan bahan-bahan yang lebih awet. Namun, bahan yang dikategorikan awet ataupun tahan lama ini biasanya sangatlah mahal. Salah satu bahan yang dapat dikatakan memiliki ketahanan yang cukup lama adalah Stainless Steel. Stainless steel merupakan salah satu bahan besi yang ada di Indonesia yang juga bersama dengan besi jenis lainnya memiliki harga yang berkaitan erat dengan kurs Dollar. Oleh karena daya tahan bahan ini terhadap korosi lebih baik daripada bahan baku besi maka sudah banyak orang yang beralih bahan baku pembuatan tangga, pintu, lemari, bak pencuci piring dan masih banyak lagi yang lain dengan menggunakan bahan baku stailess steel. Citra Stailess Steel merupakan salah satu bidang usaha manufaktur yang melakukan segala macam produksi yang menggunakan bahan baku stainless steel. Oleh karena untuk menunjang perkembangan usaha Citra Stailess Steel ini maka dilakukanlah perencanaan dan pengendalian produksi khusus untuk produk tangga (railing tangga). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembuatan perencanaan produksi adalah dengan melakukan perhitungan perencanaan agregat dengan metode linier programming, perencanaan disagregat dengan metode algoritma item, jadwal induk produksi, rencana kebutuhan kapasitas kasar dengan capacity bills, rencana kebutuhan bahan baku, rencana kebutuhan kapasitas dan penjadwalan produksi. Dari hasil penelitian ini didapat rencana kebutuhan yang dapat memenuhi order yang ada. Langkah selanjutnya yang ditempuh adalah melakukan analisis harga pokok produksi yang diperlukan berkaitan dengan perencaan produksi yang telah dibuat. Langkah yang ditempuh dalam langkah pengendalian perencanaan adalah melakukan perhitungan input output control. Dengan melakukan perhitungan ini maka dapat diketahui perbandingan antara perencanaan dengan kenyataan yang terjadi dan dengan segera dapat melakukan perbaikan atas hambatan yang terjadi. Pada penelitian ini akhirnya menganalisis bahwa harga produksi bergantung pada tenaga kerja langsung. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa didapat harga produksi dapat ditekan hingga mencapai + Rp. 100,000/meter dengan mengoptimalkan pengerjaan produksi yakni sebagai contoh untuk tipe AA dari Rp 973,264/meter pada bulan Juni 2004 menjadi Rp.897,503/meter pada bulan Agustus 2004. |