Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:57 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Gambaran Penyesuaian Sosial Dan Agresivitas Pada Remaja Yang Pernah Hidup Dalam Situasi Konflik Di Aceh
Bibliografi
Author:
Mahrani, Yasmin
;
Wulandari, Maria Theresia Asti
(Advisor);
Setiadi, Bernadette N.
(Advisor)
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2004
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Yasmin Mahrani's Undergraduated Theses.pdf
(492.0KB;
108 download
)
Yasmin Mahrani's - INTISARI.pdf
(512.37KB;
6 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-590
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Sejak penetapan Aceh sebagai daerah operasi militer pada tahun 1989, banyak sekali terjadi pelanggaran hak asasi manusia. Akibatnya, tindak kekerasan dan keadaan di daerah konflik yang mencekam membawa pengaruh negatif bagi remaja yang hidup di daerah tersebut.
Menurut beberapa literatur yang menjadi landasan teori, situasi konflik yang berlangsung secara terus menerus dapat mengakibatkan gangguan kemampuan penyesuaian sosial. Menurut Hurlock (1978) penyesuaian sosial adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan orang lain pada umumnya dan pada kelompok dimana mereka mengidentifikasikan diri. Penyesuaian sosial ini dapat dilihat dari penampilan nyata, penyesuaian ke berbagai kelompok, sikap sosial, dan kepuasan pribadi.
Dampak lain yang diakibatkan oleh suatu lingkungan dimana terjadi konflik yang terus menerus adalah meningkatnya agresivitas. Agresivitas adalah perilaku yang bertujuan untuk menyakiti mahluk hidup lain (Deaux, Dane & Wrightsman, 1993). Agresivitas dapat dilihat dari 4 aspek, yaitu: agresivitas fisik, agresivitas verbal, sikap marah, dan sikap permusuhan
Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental. Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel bersifat non-probability sampling dengan cara purposive. Alasan menggunakan teknik ini adalah karena peneliti memilih sampel yang sesuai agar relevan dengan penelitian. Jumlah subyek penelitian sebanyak 55 orang remaja Aceh berjenis kelamin perempuan dan laki-laki, yang berusia 13 hingga 18 tahun.
Dari penelitian ditemukan bahwa remaja wanita memiliki kemampuan penyesuaian sosial yang lebih baik dibanding remaja pria. Berdasarkan pembagian rentang masa remaja, ditemukan remaja akhir memiliki penyesuaian sosial yang lebih baik dibanding remaja awal. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa remaja Aceh yang masih memiliki kedua orang tua, kemampuan penyesuaian sosialnya adalah lebih baik dibanding remaja yang tidak lagi memiliki kedua orang tua secara utuh. Dari pengujian yang dilakukan juga ditemukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat penyesuaian sosial yang signifikan antara remaja yang berasal dari daerah kekerasan tinggi dengan remaja yang berasal dari daerah kekerasan rendah. Selain itu pengujian data penelitian menemukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat penyesuaian sosial yang signifikan antara remaja yang anggota keluarganya menjadi korban, remaja yang kenalannya menjadi korban, dan remaja yang sama sekali tidak mengenal korban pertikaian TNI dan GAM.
Hasil penelitian mengenai agresivitas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat agresivitas yang signifikan antara remaja pria dan wanita. Selain itu juga ditemukan tidak ada perbedaan tingkat agresivitas antara remaja awal dan remaja akhir. Pengujian berdasarkan keutuhan orang tua menemukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat agresivitas yang signifikan antara remaja yang masih memiliki kedua orang tua dengan remaja yang tidak lagi memiliki kedua orang tua secara utuh. Hasil lain pengujian data mengenai agresivitas juga menemukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat agresivitas yang signifikan antara remaja yang berasal di daerah kekerasan tinggi dengan remaja yang berasal dari daerah kekerasan rendah. Selain itu pengujian data penelitian menemukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat agresivitas yang signifikan antara remaja yang anggota keluarganya menjadi korban, remaja yang kenalannya menjadi korban, dan remaja yang sama sekali tidak mengenal korban pertikaian TNI dan GAM.
Sebagai analisis tambahan dilakukan penghitungan korelasi pada sampel remaja yang pernah hidup dalam situasi konflik di Aceh Hasil penghitungan korelasi tersebut menunjukkan bahwa ada korelasi negatif antara penyesuaian sosial dan agresivitas, artinya peningkatan pada agresivitas akan diikuti oleh menurunnya penyesuaian sosial remaja.
Ada beberapa hal yang disarankan oleh peneliti terhadap penelitian lanjutan dengan topik yang sama, yaitu pertama agar diusahakan untuk mengguna
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.15625 second(s)