Perkembangan teknologi saat ini membuat perusahaan industri dalam negeri menghadapi tantangan baru. Dalam menghadapi tantangan baru ini maka PT. Dynaplast harus lebih kompetitif dan meningkatkan daya saingnya, seiring dengan meningkatnya order , banyaknya karyawan, dan besarnya perusahaan serta belum adanya ukuran yang belum mewakili tingkat produktivitas. Tetapi mereka belum mengetahui langkah apa yang harus diprioritaskan. Pengukuran produktivitas dengan metode Objective Matrix (OMAX) akan memberikan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui tingkat produktivitas, sehingga dapat diketahi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan serta dapat dilakukan perbaikan. Berdasarkan hasil pengolahan data untuk menghitung indikator pencapaian tiap kriteria dan indeks produktivitas. Indeks produktivitas PT. Dynaplast selama bulan Januari sampai dengan Desember 2003 sudah lebih baik dibandingkan dengan rata-rata performansi tahun 2002. Tetapi Indeks produktivitas selama bulan Januari sampai dengan Desember 2003 cenderung menurun. Berdasarkan hasil analisis terhadap masing-masing kriteria dapat diberikan usulan berdasarkan prioritasnya, yaitu kriteria yang mengalami penurunan dan juga memiliki nilai bobot yang tinggi hingga terendah yaitu kriteria 5 (Persentase reject, 12.30%), kriteria 1 (Persentase order yang diproduksi, 11.90%), kriteria 2 (Efisiensi Produksi, 11.40%), kriteria3 (Persentase produk yang dikembalikan, 11.40%), kriteria 9 (Persentase absen, 11.40%), kriteria 4 (Persentase keterlambatan pemasangan mold, 11.00%), kriteria 6 (Persentase Downtime mesin, 11.00%), kriteria 8 (Persentase keterlambatan pengiriman, 10.10%), Persentase 7 (Pemanfaatan Energi, 9.50%). Faktor yang dijadikan prioritas untuk perbaikan dari yang paling besar berdasarkan indikator pencapaian kriteria dan faktor yang paling mempengaruhi kriteria-kriteria produktivitas adalah mesin, mold, manusia, lingkungan, metode. Sehingga usulan yang diprioritaskan adalah mengukur indeks produktivitas secara berkala, perbaikan mesin dan perawatannya secara berkala dengan tindakan preventive, memperbaiki mold-mold yang rusak, memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada karyawan secara rutin untuk meningkatkan kemampuannya, pemakaian energi listrik, bagi pekerja diruang produksi disarankan untuk memakai masker dan pelindung kepala, serta meningkatkan hasil produksi. |