Jika perusahaan menetapkan kebijakan piutang yang ketat , maka rasio likuiditas cenderung menurun karena adanya saldo piutang yang relatif kecil serta efisiensi dalam biaya-biaya sehingga rasio rentabilitas justru cenderung meningkat. Demikian juga sebaliknya jika perusahaan menetapkan kebijakan piutang yang longgar / lunak, maka saldo piutang di neraca cenderung besar maka rasio likuiditas meningkat tetapi rasio iv rentabilitas cenderung menurun. Variabel likuiditas yang diukur adalah Current Ratio dan Quick Ratio, sedangkan untuk rentabilitas perusahaan, variable yang diukur adalah Return on Sales, Return on Investment serta Return on Equity. Dalam rangka penyusunan skripsi ini, penulis mengumpulkan data dengan cara melakukan penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan literature dan buku-buku bacaan lainnya yang berhubungan dengan topik skripsi, serta data-data dari Bursa Efek Jakarta yang menjadi dasar pembahas masalah. Selain itu, penulis juga medatangi perusahaan yang akan diteliti untuk melakukan wawancara atau observasi. Data yang diperoleh untuk diolah umumnya berbentuk angka (kuantitatif), dengan demikian data mentah tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan perhitungan rasio -rasio dan metode statistik. Untuk menunjukkan adanya hubungan antara kebijakan piutang dagang dengan likuiditas dan rentabilitas perusahaan digunakan analisa korelasi dan uji regresi dengan hipotesa. Hasil penelitian menunjukkan hubungan korelasi antara Accounts Receivable Turnover dengan rasio likuiditas perusahaan (Current Ratio dan Quick Ratio) menunjukkan r = - 0,9267 dan r = - 0,90. Hasil tersebut menunjukkan hubungan yang berlawanan arah / negatif dan kuat. Sedangkan hasil analisa korelasi antara Accounts Receivable Turnover dengan rasio rentabilitas perusahaan (Return on Sales, Return on Investment) menunjukkan r = - 0,9066 dan r = - 0,9499. Hasil tersebut menunjukkan hubungan yang negatif dan kuat. Untuk korelasi antara Accounts Receivable Turnover dengan Return on Equity tidak dianalisis karena terdapat anomali dalam perhitungan ROE yang akan dibahas lebih lanjut. Dari hasil analisa dan bahasan diatas penulis mencoba menarik kesimpulan dimana kualitas pengumpulan piutang dagang berada pada kondisi yang baik akan tetapi perusahaan mengalami kerugian dari tahun ke tahun (kecuali tahun 1998) yang cukup signifikan yang disebabkan oleh peningkatan biaya-biaya serta kerugian nilai tukar mata uang pada masa krisis moneter. Hal ini menyebabkan rasio likuiditas dan rentabilitas menunjukkan trend yang menurun dari tahun ke tahun, dimana dapat membahayakan kondisi kesehatan dan keuangan perusahaan. |