Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat telah menuntut setiap perusahaan untuk melakukan berbagai upaya agar dapat bertahan hidup. Dalam industri manufaktur, salah satu upaya yang dilakukan perusahaan adalah dengan berusaha menciptakan suatu proses produksi yang efisien. Efisiensi dalam proses produksi akan memberi kontribusi dalam menekan biaya produksi dari produk yang dihasilkan perusahaan. Pengukuran efisiensi membutuhkan suatu alat ukur yang dapat menilai secara obyektif tingkat efisiensi dari obyek pengukuran untuk mengukur efisiensi dalam pelaksana kegiatan produksi. Salah satu alat yang dapat digunakan manajemen untuk tujuan tersebut adalah penggunaan biaya standar. Suatu standar merupakan norma yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja produksi. Standar digunakan sebagai titik tolak atau dasar perbandingan antara yang sebenarnya terjadi dengan standar atau norma yang telah ditetapkan terlebih dulu untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan terhadap standar tadi. Standar digunakan secara luas dalam akuntansi manajemen yang berhubungan dengan kuantitas dan biaya input yang digunakan dalam menghasilkan produk atau jasa. Salah satu manfaat terpenting dari penggunaan biaya standar yaitu sebagai dasar untuk mengendalaikan biaya produksi dan untuk mengukur efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan produksi perusahaan. Dengan menggunakan biaya standar maka akan mempermudah identifikasi bila terjadi penyimpangan-penyimpangan yang berdampak negatif dalam proses produksi sehingga diharapkan dapat segera diambil tindakan-tindakan perbaikan untuk meminimalisai kerugian perusahaan. PT Presindo Central merupakan perusahaan yang sifat produksinya massa (Mass Production Industry), produk yang dihasilkan berupa alat-alat perlengkapan rumah tangga. Jenis bahan baku dari produk tersebut adalah berupa serbuk melamin. Penulis membatasi hanya untuk membahas pada produk piring melamin polos, karena mengingat paling banyak diminati oleh konsumen. Berdasarkan hasil analisa menunjukkan bahwa telah terjadi penyimpangan biaya produksi merugikan, dimana penyimpangan biaya konversi merugikan memiliki proporsi yang terbesar. Dari jumlah penyimpangan biaya konversi tersebut, penyimpangan Upah Langsung merugikan memiliki proporsi lebih besar dibandingkan dengan penyimpangan Biaya Produksi Tidak Langsung merugikan. Penyimpangan biaya Bahan Langsung merugikan disebabkan karena kurang trampilnya tenaga kerja dalam penggunaan serbuk melamin sehingga banyak serbuk melamin yang tercecer ke lantai dan penyimpangan harga Bahan Langsung merugikan sebagai akibat dari waktu pembelian yang kurang tepat. Penyimpangan Bahan Langsung dari tahun ke tahun semakin kecil dan berada dalam batas-batas toleransi yang ditetapkan perusahaan.. Penyimpangan Upah Langsung merugikan disebabkan karena penetapan norma standar baik Jam Kerja langsung maupun tarif upah yang terlalu rendah, dimana perusahaan tidak memasukkan waktu kerja yang tidak dapat dihindarkan dan kurang memperhatikan tarif upah regional. Penyimpangan Upah Langsung yang terjadi meningkat dari tahun ke tahun. Penyimpangan ini terutama disebabkan oleh penyimpangan tarif Upah Langsung merugikan dan juga meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan penyimpangan pemakaian Jam Kerja Langsung merugikan semakin menurun dari tahun ke tahun. Penyimpangan MO merugikan disebabkan karena kesalahan dalam menetapkan besarnya anggaran MO baik yang bersifat tetap dan variabel, dan kesalahan dalam penetapan anggaran tingkat kegiatan (kapasitas), dimana penyimpangan kapasitas menunjukkan jumlah yang terbesar. Penyimpangan MO merugikan semakin kecil dari tahun ke tahun, hal ini terutama disebabkan karena terjadinya peningkatan anggaran kapasitas produksi yang tersedia dari tahun ke tahuin sebagai akibat peningkatan volume penjualan. Berdasarkan penyimpangan-penyimpang yang etrjadi pada proses produksi, maka penulis memberikan saran yang diharapkan berguna bagi perusahaan, yaitu Perusahaan sebaiknya secara berkala meninjau a |