Propinsi Bali merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang mengandalkan pendapatannya pada sektor pariwisata dalam memperoleh pendapatan daerahnya. Tetapi, salah satu sektor yang dari tahun ketahun terus berkembang adalah sektor industri yang perolehan pendapatannya hanya dari sub sektor industri pengolahan non migas sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap sub sektor tersebut. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini agar dapat diketahui sub sektor industri pengolahan mana saja yang merupakan yang tergolong industri basis. Selain tujuan yang sudah disebutkan di atas, tujuan lain adalah untuk mengetahui kontribusi pertumbuhan sub sektor industri pengolahan non migas Propinsi Bali terhadap pertumbuhan sub sektor industri pengolahan non migas Indonesia dari tahun 1993 ? 2001. Penulis menggunakan analisis Location Quotient (LQ) untuk mengetahui sub sektor industri mana saja yang merupakan industri basis dan menggunakan analisis Differential Shift (D) untuk mengetahui pertumbuhan sub sektor industri pengolahan mana saja yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sub sektor industri pengolahan non migas Indonesia dengan menggunakan data PDB Nasional Atas Dasar Harga Konstan 1993 tahun 1993 ? 2001 dan dengan menggunakan data PDRB Propinsi Bali Atas Dasar Tahun 1993 tahun 1993 ? 2001. Setelah dilakukan analisis penelitian terhadap data yang dimiliki oleh penulis, dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan sektor non migas Propinsi Bali tahun 1994, 1995, 1996, 1997, 1998, 1999 dan 2001 masih lebih tinggi dari laju pertumbuhan PDB Nasional. Industri basis yang dimiliki oleh Propinsi Bali tahun 1994 ? 2001 adalah sub sektor tekstil, barang kulit dan alas kaki; barang kayu dan hasil hutan lainnya. Kontribusi tiap sub sektor industri pengolahan non migas Propinsi Bali dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ada pada sub sektor barang dan kayu (1999), kertas dan barang cetakan (1999), semen dan barang galian bukan logam (1999 dan 2001), alat angkutan mesin dan peralatannya (1999 ? 2001). Setelah melihat hasil analisis penelitian, sektor industri di Propinsi Bali (khususnya sub sektor non migas) perlu dikembangkan lagi dengan memasukkan faktor teknologi. Pemerintah daerah diharapkan dapat membuat kebijakan-kebijakan yang menghasilkan iklim usaha yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja sub sektor industri pengolahan. |