Manusia sebagai mahluk sosial perlu menyesuaikan diri dengan individu lain. Setiap individu mempunyai kemampuan penyesuaian sosial yang berbeda satu sama lain, ada individu yang mempunyai kemampuan penyesuaian sosial yang tinggi dan ada yang rendah. Individu yang berpenyesuaian sosial mudah dianggap mampu menilai dirinya, dan menyadari keterbatasan diri dalam berhubungan dengan individu lain. Sebaliknya, individu yang penyesuaian sosial rendah mudah putus asa, menyerah, dan depresi. Dalam lingkungan kerja, individu mengadakan penyesuaian sosial baik pada pimpinan maupun terhadap rekan kerja. Pemimpin yang mempengaruhi perilaku individu lain berarti telah melibatkan individu ke dalam aktivitas kepemimpinan. Kepemimpinan adalah tindakan atau perilaku yang dapat mempengaruhi tingkah laku individu lain yang dipimpinnya. Jika kepemimpinan terjadi dalam suatu organisasi, maka pemimpin perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang dapat mengembangkan dan membangun iklim motivasi yang menghasilkan tingkat produktivitas tinggi. Gaya kepemimpinan merupakan tindakan atau perilaku yang digunakan oleh pimpinan untuk mempengaruhi perilaku individu lain. Karyawan yang tidak mampu menyesuaikan dirinya secara sosial dengan rekan kerja, atasan dan kondisi serta lingkungan kerjanya dapat berdampak pada pekerjaan yang dilakukan. Hal ini akan membuat karyawan merasa bahwa pekerjaan yang dihadapinya tidak menyenangkan dan tidak membuat dirinya termotivasi untuk berprestasi dalam bekerja. Motivasi berprestasi adalah segala sesuatu yang mendorong individu untuk mendapatkan prestasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyesuaian sosial karyawan terhadap lingkungan kerja, persepsi karyawan terhadap gaya kepemimpinan yang digunakan oleh pemimpinnya, dan motivasi berprestasi karyawan di perusahaan tersebut, apakah terdapat hubungan yang berarti antara penyesuaian sosial dan persepsi terhadap gaya kepemimpinan dengan motivasi berprestasi karyawan PT ?X?. Subjek penelitian ini sebanyak 50 karyawan dari 5 divisi (marketing, finance, legal, HRD, dan accounting) yang berasal dari PT ?X?. Jenis penelitian adalah penelitian korelasional, yaitu mencari hubungan antara variabel (penyesuaian sosial, gaya kepemimpinan, dan motivasi berprestasi) yang diteliti. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan pernyataan mengenai penyesuaian sosial, gaya kepemimpinan, dan motivasi berprestasi. Hasil analisis data menunjukkan korelasi sebesar 0,337 pada taraf signifikansi 5% dengan nilai kritis 0,279. Dari hal ini disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial dan persepsi terhadap gaya kepemimpinan dengan motivasi berprestasi karyawan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa informasi-informasi yang didasari kajian empiris yang dapat membantu perkembangan Human Resources Department di PT ?X?, khususnya dalam hal pengembangan motivasi berprestasi karyawan. HRD diharapkan memberikan pelatihan yang diperuntukkan bagi karyawan, khususnya yang kurang berprestasi sebagai usaha meningkatkan motivasi dalam diri karyawan sehingga tercipta iklim, situasi dan kondisi yang nyaman di tempat kerja. |