Perkelahian pelajar merupakan tindakan pelajar secara agresif yang dilakukan di sekolah dan di luar sekolah. Pelajar yang dimaksud adalah siswa yang berada di jenjang pendidikan menengah, dalam rentang usia 16 ? 19 tahun. Rentang usia tersebut digolongkan dalam masa remaja. Perkembangan remaja umumnya disertai dengan perkembangan fisik yang pesat. Perkembangan fisik menyebabkan remaja perlu melakukan penyesuaian diri terhadap tugas perkembangan. Remaja yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dapat menunjukkkan berbagai perilaku negatif. Salah satu bentuk perilaku negatif remaja di sekolah adalah perkelahian pelajar. Perkelahian pelajar merupakan tindakan agresif yang dapat menimbulkan keresahan sosial. Perkelahian pelajar tidak lagi merupakan kenakalan remaja, tetapi sudah merupakan tindak kejahatan yang menjurus pada aksi kekerasan. Perkelahian pelajar seringkali berakhir dengan adanya korban, mulai dari yang luka-luka sampai meninggal dunia. Perkelahian pelajar sudah merupakan persoalan serius dan sebagai salah satu kajian dalam dunia pendidikan. . Perkelahian pelajar yang sering terjadi di Jakarta menimbulkan peta jaringan sekolah yang saling memusuhi dan sebagian dari para pelajar itu menganggap bahwa, bermusuhan dengan sekolah lain sudah menjadi tradisi yang diturunkan dari satu generasi ke generasi lain. Lingkungan dapat menjadi pemicu terhadap perkelahian pelajar di kota besar seperti Jakarta. Lingkungan merupakan ruang lingkup kehidupan, baik di sekeliling remaja maupun masyarakat yang berperan dalam hidup remaja . Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat di kota Jakarta pada umumnya kurang responsif terhadap peristiwa perkelahian pelajar. Interaksi sosial di kota telah menghasilkan sistem kepribadian pada sebagian remaja kota yang memicu terjadinya perkelahian pelajar di kota Jakarta. Lingkungan dengan fasilitas sosial seperti gelanggang remaja, sanggar seni dan lapangan olah raga harus diberi perhatian oleh pemerintah kota. Pembenahan pranata sosial seperti sekolah, pers dan aparat keamanan juga perlu dilakukan secara konsepsional, agar dapat memperbaiki perilaku remaja di Jakarta yang santun dan beradab . Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya lingkungan baik orang tua, guru, maupun masyarakat mengatasi perkelahian pelajar di Jakarta. Metode penulisan skripsi ini menggunakan metode kepustakaan yang disajikan secara deskriptif. Hasil studi kepustakaan ini menggambarkan bahwa perkelahian pelajar di Jakarta pada saat ini merupakan masalah yang serius untuk ditangani. Perkelahian pelajar sangat terkait dengan fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat dan sangat diperlukan usaha pencegahan secara edukatif. Upaya preventif dalam mengantisipasi perkelahian pelajar sangat diperlukan dengan dukungan dari berbagai lingkungan, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar. |