The Birth of the New Order State in Indonesia; Sexual Politics and Nationalism  

Oleh:

Wieringa, Saskia Eleonora

Jenis: Article from Bulletin/Magazine
Dalam koleksi: Stri: Jurnal Studi Wanita vol. 1 no. 01 (Jan. 2002), page 53-80.
Topik: Gerwani; Nationalism; Indonesia; Sexual Politic; Gerakan Wanita Indonesia

Ketersediaan

Perpustakaan PKPM Nomor Panggil: S91 Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada

Lihat Detail Induk

Isi artikel

Dalam artikel ini saya mengulas bahwa orde baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto, yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1990, mengabsahkan dirinya tidak hanya dengan penghancuran Partai Komunis Indonesia (PKI), seperti yang dikemukakan oleh peneliti terdahulu (Mortimer 1969 misalnya). Menurut saya, sampai saat ini politik seksual yang melatari proses legitimasi itu diabaikan. Saya memusatkan perhatian pada fitnah dan tuduhan seksual yang dilancarkan oleh militer Indonesia terhadap Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), organisasi wanita di bawah PKI. Fitnah itu disebarluaskan lebih dari tiga puluh tahun lamanya sejak Gerakan 1 Oktober 1965 (Gestok) yang tampaknya telah membawa Soeharto ke kekuasaan. Wacana itu menjadi penopang logis dan sangat kokoh yang memungkinkan Soeharto berkuasa hingga pertengahan 1998, dan menciptakan semacam jatidiri yang bersemangat kebangsaan dan militer. Akibat lain dari hujatan terhadap Gerwani adalah kehancuran gerakan wanita yang pada masa itu paling kuat di dunia. Bukan hanya Gerwani yang dikutuk dan ditumpas, melainkan juga berbagai organisasi wanita yang masih hidup diawasi ketat oleh pemerintah. Bahkan, negara membangun sendiri organisasi massa perempuan yang bernaung di bawah Dharma Wanita. Tujuannya, alih-alih mengemansipasi perempuan, malah mengsubordinatkan mereka kembali. Berbagai organisasi feminis di Indonesia, yang tumbuh pada pertengahan tahun '80-an, harus bergerak secara sangat hati-hati agar tidak disebut "Gerwani baru".

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali