Anda belum login :: 27 Nov 2024 08:03 WIB
Detail
BukuFenomena "EXCESS RETURN" Pada Penawaran Umum Saham Baru (Studi Kasus Pada Bursa Efek Jakarta Periode 1998-2000)
Bibliografi
Author: Sulistyawati ; Dossugi, Samuel (Advisor)
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2002    
Jenis: Theses - Master Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: MM-223
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Beberapa penelitian di pasar modal menunjukkan bahwa harga saham akan mengalami kenaikan segera setelah diperjualbelikan di pasar sekunder.
Fenomena ini menimbulkan dugaan bahwa saham perusahaan saat dijual
kepada publik pada pasar perdana dinilai terlalu rendah (undervalued atau
underpriced) sehingga ketika masuk ke pasar sekunder harga saham tersebut
langsung terkoreksi (naik).
Penelitian Suad Husnan terhadap 22 saham perusahaan yang go public
tahun 1995, menunjukkan bahwa investor di pasar perdana Indonesia pada
tahun 1995 dapat menikmati excess return dengan cara membeli saham di
pasar perdana dan kemudian menjualnya pada hari pertama saham tersebut
tercatat di pasar sekunder. Dengan melakukan strategi ini, investor menikmati
excess return rata-rata sebesar 10,3%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah excess return
masih terjadi di pasar perdana Indonesia pada masa krisis ekonomi selama
tahun 1998 sampai dengan tahun 2000.
Penelitian ini merupakan penelitian empiris untuk mengetahui perilaku
saham baru yang dilihat melalui excess return yang terjadi, dimana indeks
pasar sangat dipengaruhi oleh keadaan krisis ekonomi, selain itu juga diuji
konsistensi beta selama periode tersebut dengan saham-saham yang hasil uji
regresinya signifikan. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data
harga saham perdana tahun 1998 sampai dengan tahun 2000. Tercatat
terdapat 36 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) pada
tahun 1998, 1999 dan 2000. Harga saham yang dianalisis adalah harga saham
dari saat saham tercatat di pasar sekunder (Bursa Efek Jakarta) hingga hari
ke-24, sehingga dapat dketahui apakah terjadi excess return pada hari-hari
pertama perdagangan di pasar sekunder.
Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa excess return yang
diperoleh relatif kecil, tetapi secara statis tik, excess return tersebut tidak
menarik bagi investor. Excess return tidak terjadi pada hari pertama saham
tersebut tercatat di pasar sekunder, tetapi excess return masih terjadi dalam
10 hari pertama saham tersebut tercatat di pasar sekunder, yaitu pada hari ke-
6 dan hari ke-9, rata-rata sebesar 3,43% pada hari ke-6 dan 2,37% pada hari
ke-9.
Dengan kondisi pasar pada saat krisis ekonomi, terjadi perubahan yang
signifikan dari pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga pada tahun-tahun ini
sulit melakukan investasi karena kondisi yang sangat khusus dan baru dialami
di Indonesia.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.1875 second(s)