Anda belum login :: 22 Nov 2024 18:37 WIB
Detail
BukuA Studi on An English Narrative Discourse: Old Information
Bibliografi
Author: Tedjasuksmana, Hendra ; Purwo, Bambang Kaswanti (Advisor)
Topik: ENGLISH DISCOURSE
Bahasa: (EN )    
Penerbit: Applied English Linguistics Program Graduate School Atma Jaya Catholic University of Indonesia     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 1996    
Jenis: Theses - Master Thesis
Fulltext: HENDRA TEDJASUKSMANA.pdf (3.25MB; 51 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: T 4
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Abstract
Mengarang merupakan suatu keterampilan yang berbeda dari berbicara karena mengarang membutubkan metode organisasi yang lebih padat untuk berkomunikasi dengan pembaca. Dalam suatu karangan terdapat untaian arti yang jelas sehingga karangan tersebut merupakan hasil kesatuan yang padat berisi. Hal ini dapat diketahui dari hubungan kohesi antar kalimat dan paragraf. Salah satu cara mempelajari hubungan kohesi tersebut adalah melihat bagaimana informasi lama dan baru tersusun dalam suatu wacana.
Mahasiswa, khususnya mahasiswa dari jurusan Bahasa Inggris, diharapkan mampu menghasilkan karangan-karangan yang padat berisi. Ketika pertama kali mereka belajar mengarang, mereka biasanya diajar mengarang narasi, suatu bentuk karangan yang paling mudah. Mengarang narasi yang padat berisi akan membantu mahasiswa untuk menghasikan karangan-karangan yang baik. Namun, narasi yang melibatkan beberapa "participant" dapat menimbulkan kebingungan pada mahasiswa. Mahasiswa akan bingung kapan bentuk pronomina dan nomina dipakai untuk menunjuk pada "participant" yang sudah disebutkan sebelumnya (merupakan informasi lama). Selain itu, konstruksi adverbial sebagai informasi lama dalam narasi mungkin menjadi masalah karena konstruksi adverbial semacam itu harus diletakkan pada permulaan kalimat. Oleh karena itu, "A Study on an English Narrative Discourse: Old Information" menjadi topik tesis ini.
Tesis ini secara kualitatif maupun kuantitatif menggambarkan kemampuan mahasiswa (kelas Mengarang I dan Mengarang III) di dalam pemakaian pronomina/nomina dan adverbial. Secara kualitatif dijabarkan pola-pola pronomina/nomina dan adverbia mana yang sulit bagi mahasiswa kelas Mengarang I maupun Mengarang III, dan mengapa pola-pola tersebut menjadi masalah. Secara kuantitatif dijabarkan bagaimana kemampuan mahasiswa kelas Mengarang III dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa kelas Mengarang I dalam pemakaian pronomina/nomina dan adverbial.
Subyek penelitian ini adalah 142 mahasiswa S-1 jurusan Bahasa Inggris Universitas Widya Mandala Surabaya. Mereka semua para mahasiswa angkatan 1994-1995. Dari 142 mahasiswa tersebut, 75 orang adalah mahasiswa kelas Mengarang I sedangkan 67 orang adalah mahasiswa kelas Mengarang III. Mereka semua mengerjakan tes yang terdiri dari dua tugas: tugas A dan tugas B. Tugas A tentang penggunaan pronomina dan nomina, sedangkan tugas B tentang penggunaan adverbial. Hipotesis yang dipakai untuk melihat kemampuan menggunakan pronomina/nomina dan adverbial dari mahasiswa kelas Mengarang III dengan mahasiswa kelas Mengarang I dapat dibuktikan dengan cara membandingkan hasil "z-test"dengan hasil "z-table".
Penemuan kualitatif mengungkapkan kemampuan mahasiswa menggunakan pronomina/nomina dan adverbial. Dalam pemakaian pronomina/nomina, mahasiswa berbuat "salah" (lihat 3.2.1.1.1 dan 3.2.1.2.1) dalam sembilan pola berikut: (i) -N(m)--P(m)" (ii) "N(m+f)--P(m)", (iii) "N(f)—N(m)—P(m)—P(m)—P(m)- P(f)",(iv)"N(m+f1)--N(sing/neutral)—N(f2)--N(m+f1)", (v) "N(m)--N(f)-- N(sing/neutral)--N(m)", (vi) "N(pl/neutral)--N(f)--N(m)--N(pl/neutral)", (vii) "N(ml)--P(f)--N(m2)--N(ml)",(viii)"(pl/neutral)—N(sing/neutral)—P(m)—N(pl/neutral)", dan (ix) "(pl/neutral)--N(sing/pl/neutral)". Tiga pola pertama di atas menjadi masalah bagi mahasiswa karena jarak referen melebihi satu klausa, konstruksi kalimat di mana anafora dan anteseden dipisahkan oleh anak kalimat adjektiva, dan bentuk semacam interferensi. Adapun keenam pola lainnya menjadi problema karena jarak referen sepuluh klausa, interferensi N dan N+Pron, serta konstruksi "noun+relative pronoun in the adjective clause". Dalam pemakaian adverbial, tiga pola yang menjadi problema adalah (i) "Adv.Phr.-NP-VP", (ii) ttAdv.Cl-Adv.Phr.-NP-VP", dan (iii) "NP-VP-and-reduced Adv.Cl.-VP". Tiga pola tersebut menjadi problematik karena jarak adverbial antara tiga klausa atau lebih, dan posisi "reduced clause" yang terletak di antara dua konstruksi kalimat majemuk setara.
Penemuan kuantitatif mengungkapkan perbandingan kemampuan mahasiswa kelas Mengarang III dengan mahasiswa kelas Mengarang I dalam pemakaian pronomina/nomina dan adverbial. Hasil penemuan tersebut menyatakan bahwa mahasiswa kelas Mengarang III mempunyai kemampuan sama dengan mahasiswa kelas Mengarang I baik dalam pemakaian pronomina/nomina maupun adverbial. Nilai angka yang berbeda sedikit pada tabel Nilai Rata-rata (lihat bab II) menyatakan bahwa perbedaan tersebut tidaklah signifikan.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)