Reksa dana merupakan suatu perusahaan yang menanamkan modalnya dalam portofolio investasi dengan tujuan memperoleh keuntungan. Dengan melakukan investasi melalui reksa dana, para investor dapat menikmati diversifikasi investasi yang lebih luas dibanding dengan apabila mereka melakukannya secara individual. Karakteristik yang lebih menonjol dari reksa dana adalah memberikan kesempatan yang lebih luas, terutama kepada investor-investor kecil yang relatif belum mempunyai pengalaman investasi di pasar modal. Jadi reksa dana merupakan jembatan bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal secara tidak langsung. Didalam penulisan tesis ini, kinerja reksa dana dibagi kedalam dua periode yaitu periode krisis dan setelah krisis. Adapun metode yang digunakan didalam penulisan tesis ini menggunakan metode Nilai Aktiva Bersih didalam melakukan pengukuruan kinerja investasi reksa dana di Indonesia. Gejolak moneter yang melanda perekonomian negara-negara Asia Tenggara tak terkecuali juga berdampak pada pasar finansial Indonesia. Di pasar uang terjadi pengetatan likuiditas sebagai akibat peningkatan suku bunga dan pelepasan band intervensi yang diambil untuk meredam aksi kaum spekulan di pasar valuta asing. Kegiatan pasar modal Indonesia tidaklah kebal terhadap gejolak moneter karena pasar modal merupakan substitusi yang dekat dengan pasar uang dalam kegiatan investasi maupun spekulasi bagi para investor. Salah satu sektor kegiatan di pasar modal yang terkena dampak gejolak moneter tersebut adalah reksa dana. Kemampuan reksa dana didalam menghadapi gejolak moneter di Indonesia kurang menggembirakan, namun reksa dana mampu bangkit untuk menghasilkan keuntungan yang lebih baik dibanding waktu krisis. Jumlah investor reksa dana yang relatif masih sangat kecil dibandingkan dengan total populasi negara Indonesia menunjukkan bahwa potensi berkembangnya industri reksa dana masih sangat besar. Masyarakat di Indonesia lebih terbiasa menabung di bank daripada mengikuti produk investasi yang lain seperti reksa da na, tabungan hari tua, dana pensiun, asuransi. Oleh karena itu perlu untuk mengenalkannya secara benar sehingga investor dapat memilih investasi yang sesuai dengan kondisi dirinya. ix Dalam penelitian yang dilakukan untuk menilai kinerja reksa dana periode krisis dan setelah krisis, didapatkan kondisi dimana reksa dana periode krisis secara keseluruhan mengalami penurunan hasil investasi. Penurunan terbesar oleh reksa dana saham ?2,88%, reksa dana campuran ?1,57%, reksa dana pendapatan tetap ?1,35%, sedangkan pada periode setelah krisis, kenaikan terbesar oleh reksa dana campuran 4,6%, reksa dana saham 4,53%, dan reksa dana pendapatan tetap 3,16%. Reksa dana pasar uang untuk kedua periode tersebut tidak mengalami perubahan. Sehingga terdapat perbedaan signifikan antara kinerja reksa dana periode krisis dengan kinerja reksa dana periode setelah krisis. |