Penerimaan diri adalah kesediaan individu untuk menerima diri, yang mencakup keadaan fisik, sosial dan aktualisasi diri, ditinjau dari segi kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki. Dalam penerimaan diri mencakup sikap percaya, yakin terhadap dri sendiri, penghargaan diri yang baik, sehingga individu bebas mengendalikan potensi diri, menyadari kemungkinan – kemungkinan yang ada, dengan tidak mengingat – ingat keuntungan yang dapat dari segala koreksi dan kritikan. Individu yang tidak menerima keadaan diri, akan berontak dan lari dari kenyataan hidup, bahkan dapat melakukan perilaku amoral diantaranya berbohong, mencuri, tawuran. Oleh karena itu, Burns ( 1982 ) menjelaskan bahwa perilaku negatif dalam diri remaja bersumber pada masalah psikologis. Siswa kelas 2 SMK adalah siswa yang berusia 16 tahun sampai 18 tahun. Pada usia tersebut, Hurlock ( 1980 ) mengkategorikan sebagai usia remaja, yang ditandai dengan perkembangan fisik dan psikologis yang sangat pesat. Perkembangan psikologis diantaranya rasa ingin mencintai lawan jenis, dicintai lawan jenis, berusaha menarik perhatian lawan jenis. Krisis dan ketegangan mulai terjadi dalam diri remaja, dimana sebagian remaja mulai membanding – bandingkan diri dengan orang lain. Oleh karena itu, melalui penerimaan diri, remaja diajak untuk dapat menerima keadaan diri baik kelebihan dan kelemahan, mampu menjadi diri sendiri, menentukan nasib sendiri, menerima realita, dan kemampuan bergaul dengan orang lain. Faktor yang mempengaruhi peneriman diri remaja diantaranya jenis kelamin, budaya, pola asuh, dan sikap masyarakat. Penerimaan diri juga memberi dampak pada penyesuaian diri dan penyesuaian sosial remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa siswa SMK merasa malu, tidak percaya diri, untuk mengakui sebagai siswa sekolah kejuruan. Penelitian dilakukan terhadap 131 siswa, terdiri dari 31 siswa untuk kelompok ujicoba dan 100 siswa untuk data penlitian. Penelitian dilakukan pada siswa kelas 2 SMK Tarakanita. Variabel penelitian adalah penerimaan diri, dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan skala penilaian, diawali penyusunan kisi – kisi berdasarkan indikator dari 4 komponen. Analisis ujicoba dilakukan dengan mengadakan analisis rasional dilanjutkan dengan analisis empiris. Dari 80 pernyataan yang diujicobakan,diperoleh 60 pernyataan valid. Dari 60 pernyataan valid, dilakukan uji validitas kedua, diperoleh 56 pernyataan valid,dengan nilai r tabel 0,355. Penelitian terhadap 100 siswa kelas 2 SMK Tarakanita, menghasilkan persentase jawaban tertinggi pada komponen menjalin hubungan baik dengan realita. Hasil analisa data menunjukkan bahwa 64 % siswa tergolong memiliki penerimaan diri tinggi, 36 % tergolong dalam penerimaan diri sedang. Ternyata, apa yang diperkirakan bahwa siswa SMK merasa malu mengakui sebagai siswa kejuruan, malu mengakui keadaan perekonomian keluarga, tidak ada. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar siswa SMK Tarakanita dapat menerima keadaan diri sendiri, yang mencakup sikap mudah bergaul dengan orang lain, berfikir positif, menentukan nasib sendiri, dan menjalin hubungan baik dengan realita. Dengan memiliki penerimaan diri yang tinggi dan sikap terbuka yang dimiliki siswa, diharapkan sebagai kunci komunikasi antara konselor dan siswa, dalam menangani permasalahan yang ada. |