Nama dan Beberapa Bentuk Lingual Hormatan dalam Bahasa Bima  

Oleh:

Syamsuddin A.R.

Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Linguistik Indonesia vol. 9 no. 1 (Jun. 1991), page 43-56.
Fulltext: 43- Nama dan beberapa bentuk Lingual Hormatan dalam Bhs Bima -Syamsudin A.R. -FPS Univ.Padjadjaran dan IKIP Bandung.pdf (527.05KB)

Ketersediaan

Perpustakaan PKBB Nomor Panggil: 405/LIN/9 Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada

Lihat Detail Induk

Isi artikel

Pada bahasa Bima yang dipakai oleh penuturnya (di daerah Tk. II Bima dan Dompu Nusa Tenggara Barat dan sebagian kecil masyarakat di daerah Manggarai/Ruteng barat Nusa Tenggara Timur seperti peta terlampir) terdapat ungkapan untuk menyatakan rasa hormat, mirip dengan "unda usuk" di dalam bahasa Jawa atau Sunda. Ungkapan ini digunakan dalam pergaulan kemasyarakatan dan dapat menunjukkan status sosial mereka dalam percakapan, misalnya antara orang yang lebih tua dengar anak yang lebih muda. Pada bahasa Bima, ungkapan untuk menyatakan rasa hormat itu dilakukan, antara lain, melalui nama hormatan yang dimiliki oleh semua orang, yang dikenal dengan istilah negara dipakai 'nama hormatan'. Nama itu diangkat langsung dari nama panggilan seseorang melalui sistem perubahan bunyi, seperti misalnya la Maji (Abdul Madjid) menjadi Mejo (sebagai nama hormatannya). Mengabaikan penggunaan nama tersebut oleh orang yang lebih muda usia terhadap yang lebih tua atau yang lebih tinggi status sosial dan keturunannya disebut dalia 'tidak menghormati' dan hal itu berpengaruh negatif da!am pergaulan masyarakat. Di samping ungkapan melalui nama, masih dijumpai pula melalui ungkapan lain yang bersifat lingual maupun nonlingual. Yang bersifat lingual misalnya berupa afiks atau partikel tertentu atau kata-kata tertentu, sedangkan yang tidak bersifat lingual adalah sikap dan intonasi yang khas.

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali