Anda belum login :: 23 Nov 2024 05:43 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Pengaruh Kualitas Relasi Ibu-Remaja Terhadap Penyesuaian Diri Remaja Pasca Perceraian Orangtua
Bibliografi
Author:
Juliana
;
Murniati, Juliana
(Advisor);
Yuliastini, Natalia
(Advisor)
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2004
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Juliana's Undergraduated Theses.pdf
(244.0KB;
178 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FP-529
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
Perceraian beberapa tahun belakangan ini semakin banyak terjadi di Indonesia. Ini juga berarti semakin banyak anak yang orangtuanya berpisah/bercerai, tidak terkecuali anak remaja. Putusnya suatu perkawinan tentulah hal yang menyakitkan untuk setiap anggota keluarga. Pasangan akan saling menyakiti, anak terjepit di antara keduanya. Fungsi orangtua pun tidak berjalan dengan efektif. Ini semua membawa perubahan besar bagi pasangan maupun anak. Hubungan antara orangtua dan anak yang semula baik menjadi terguncang. Orangtua yang tidak peka, tidak menyadari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam hubungannya dengan anak dan membuatnya semakin jauh dari anak hingga anak merasa diabaikan.
Menurut Schwartz & Scott (1994) dampak perceraian bagi anak dapat berbeda-beda tergantung pada usia anak, kematangan anak dan rentang waktu perceraian orangtua. Umumnya anak yang lebih tua usianya misalnya remaja lebih menyadari perubahan yang terjadi di dalam keluarganya sehingga ia terkadang sulit menempatkan diri dalam situasi tersebut. Peran orangtua di dalam membantu remaja melalui masa-masa sulit diperlukan. Remaja yang merasa didampingi, dan diterima oleh orangtuanya merasa lebih aman secara emosi. Perasaan aman ini membantu dan menolong remaja menyesuaikan diri secara adekuat pada perceraian orangtua.. Dengan demikian diduga bahwa kualitas relasi ibu-remaja cukup berkontribusi terhadap penyesuaian diri remaja pasca perceraian.
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian non-eksperimental yang bersifat korelasional, yang mana pengambilan data dilakukan pada 12 sekolah dengan cara screening awal (berupa pengisian data pribadi dan informed consent) kemudian dilanjutkan dengan mengisi kuesioner untuk responden yang memenuhi karakteristik sampel. Tehnik sampling yang digunakan adalah tehnik purposive sampling. Subyek penelitian memiliki karakteristik usia 14-18 tahun, subyek tinggal bersama ibu, dan orangtuanya telah berpisah/bercerai dalam rentang waktu 0-5 tahun. Penelitian ini menggunakan 2 alat ukur, yaitu skala kualitas relasi ibu-remaja, skala penyesuaian diri remaja pasca perceraian dan data penunjang yang menanyakan usia, jenis kelamin, dengan siapa subyek tinggal, status pernikahan orangtua, rentang waktu perceraian orangtua, hubungan kedua orangtua setelah berpisah/bercerai, keadaan ekonomi subyek setelah orangtua berpisah/bercerai, hubungan subyek dengan ayah setelah orangtua berpisah/bercerai.
Berdasarkan uji linear regression yang dilakukan pada subyek penelitian maka hipotesis nol (Ho) diterima. Hal ini berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari kualitas relasi ibu-remaja terhadap penyesuaian diri remaja pasca perceraian. Saran yang diberikan untuk penelitian lanjutan adalah melihat peranan keluarga besar pada penyesuaian diri anak yang mengalami perceraian orangtua khusunya dalam konteks budaya di Indonesia.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.171875 second(s)