Autistic Spectrum Disorder (ASD) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu jenis masalah neurologis yang mempengaruhi pikiran, persepsi, dan perhatian yang sudah tampak sebelum usia 3 tahun dan membuat anak dengan ASD tidak mampu berkomunikasi, tidak mampu mengekspresikan perasaan, maupun keinginan sehingga perilaku dan hubungan dengan orang lain menjadi terganggu. Anak dengan ASD mengalami gangguan perkembangan pada 3 aspek yaitu interaksi sosial, komunikasi, dan adanya pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang, dan tidak berubah. Faktor pencetus tunggal ASD hingga saat ini belum teridentifikasi. Multifactorial atau kaitan berbagai faktor seperti kelainan susunan saraf pusat, faktor genetik, faktor perinatal, dan gangguan pencernaan menjadi jawaban sementara sebelum ditemukan faktor penyebab tunggal ASD. Anak-anak dengan ASD membutuhkan terapi multidisiplin, yakni terapi yang mencakup aspek medikamentosa dan nonmedikamentosa. Terapi medikamentosa yaitu bahan-bahan kimiawi yang diberikan kepada anak ASD, bertujuan untuk mengatasi berbagai gejala yang ada pada ASD. Terapi nonmedikamentosa meliputi pendidikan khusus, terapi perilaku, terapi sensori integrasi, terapi auditori integrasi, terapi bicara, dan terapi diet. Proses intervensi pada anak-anak dengan ASD dapat terlaksana dengan kemungkinan hasil yang lebih optimal jika orangtua anak BALITA memantau perkembangan anaknya secara teliti setahap demi setahap. Jika terdapat hal yang mencurigakan, secepat mungkin konsultasi kepada ahli terkait. Tujuan konsultasi untuk menentukan tindak lanjut yang tepat. Data di klinik Anakku Kelapa Gading (April-Juni) 2003 menunjukkan 50% anak dengan ASD diintervensi pada usia 2 - 3 tahun, 43,75 % diintervensi pada usia di atas 3 tahun. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak dengan ASD ?terlambat? dideteksi dan diintervensi. Penelitian tentang pengetahuan orangtua anak BALITA tentang ASD di Klinik Anakku Kelapa Gading diawali dengan ujicoba instrumen terhadap 39 orangtua anak BALITA (responden). Validitas pernyataan uji coba adalah 0,320, reliabilitasnya 0,8042. Pengumpulan data dilakukan terhadap 97 responden di Klinik Anakku Kelapa Gading. Metode penelitian : metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan orangtua anak BALITA tentang ASD adalah 79%. Pengetahuan orangtua anak BALITA tentang ASD terdiri dari 5 komponen yaitu komponen sejarah dan pengertian ASD : 87%, Komponen karakteristik ASD : 85%, Komponen faktor-faktor penyebab ASD : 67%, Komponen Terapi multi disiplin ASD : 82%, Komponen deteksi dini ASD : 76% . Persentase pengetahuan orangtua BALITA ini (79%) menunjukan bahwa sebagian besar orangtua anak BALITA di klinik Anakku Kelapa Gading mengetahui tentang ASD dengan baik. Mengingat beratnya permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak dengan ASD maka diperlukan penyebaran informasi tentang ASD untuk mempercepat deteksi dini dan intervensi sedini mungkin. Penyebaran informasi tidak terbatas pada orangtua anak BALITA saja tetapi juga kepada calon orangtua anak BALITA atau pasangan-pasangan suami isteri yang merencanakan punya anak. Atau bahkan pada pasangan-pasangan muda yang akan menikah. Ini penting terutama untuk waspadai faktor-faktor penyebab yang dicurigai dapat memicu kasus Austistic Spectrum Disorder. |