Saat ini industri otomotif berkembang sangat pesat. PT. Toyota Astra Motor adalah salah satu perusahaan industri yang bergerak dibidang otomotif. Perusahaan ini mempunyai beberapa divisi, dimana salah satunya adalah Divisi Engine Plant yag memproduksi Engine 7K. Masalah yang dihadapi bagian perakitan Engine 7K adalah terjadinya Bottleneck dalam lini perakitan. Hal ini disebabkan karena adanya ketidak seimbangan pengalokasian beban kerja pada tiap stasiun kerja.
Berdasarkan penelitian dan pengolahan data dapat diketahui performansi dari lini perakitan Engine 7K saat ini adalah Efisiensi lini sebesar 65,83 %, Balance Delay sebesar 34,17 %, Waktu menganggur sebesar 825,88 detik, Smoothness Index sebesar 240,73 dan Kapasitas produksi sebesar 154 unit/hari. Untuk memperbaiki hal ini, maka dilakukan penyeimbangan lini perakitan Engine 7K dengan menggunakan metode Heuristik. Ketujuh metode Heuristik yang digunakan adalah metode MALB (Mansoor Aided Line Balancing), metode Kilbridge Webster, metode J Wagon, metode Region Approach, metode Largest Candidate Rule, metode RPW (Ranked Positional Weight) dan metode COMSOAL (Computer Method for Sequencing Operation for Assembly Line).
Dari ketujuh metode tersebut, terdapat dua metode terbaik yaitu metode MALB (Mansoor Aided Line Balancing) dan RPW (Ranked Positional Weight). Kedua metode tersebut mengahasilkan performansi yang sama dan paling baik yaitu Efisiensi lini sebesar 93,39 %, Balance Delay sebesar 6,61 %, Waktu menganggur sebesar 112,56 detik, Smoothness Index sebesar 61,89 dan kapasitas produksi sebesar 200 unit/hari. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan performansi sehingga metode MALB (Mansoor Aided Line Balancing) dan RPW (Ranked Positional Weight) dapat digunakan untuk memperbaiki lini perakitan Engine 7K. |