Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan seksualitas anak jalanan usia remaja. Topik ini dipilih berdasarkan ketertarikan peneliti akan dunia anak jalanan yang menjalani kehidupan serba permisif, tanpa pengawasan orangtua, sementara itu sebagai seorang remaja ia juga harus memenuhi tugas perkembangannya, yaitu membentuk identitas diri yang stabil. Dengan demikian peneliti menilai seksualitas sebagai bagian dari identitas diri seseorang, merupakan hal ya ng sangat penting untuk dibahas dalam tahap perkembangan ini. Karena penelitian ini menginginkan gambaran yang menyeluruh darisebuah fenomena, maka peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi. Tehnik wawancara digunakan untuk menggali kelima aspek seksualitas (aspek fisik, sosial, spiritual, emosional, kognitif) yang dimiliki partisipan dan juga untuk melihat bagaimana proses perkembangannya. Penelitian ini menemukan bahwa partisipan memiliki konflik yang tidak terselesaikan dengan keluarga yang menyebabkan mereka meninggalkan rumah dan hidup di jalan. Partisipan melalui masa remaja dalam kelompok yang memiliki norma -norma yang sangat berbeda dengan norma yang mereka (secara sukarela atau terpaksa) anut di rumah, seperti kebebasan dalam melakukan aktifitas seksual. Perbedaan norma ini menimbulkan konflik dalam dirinya, namun sebagai anggota kelompok ‘anak jalanan’, mereka pun akhirnya menyerapnorma-norma ini. Karena keeksklusifan kelompok ini dan terbatasnya sarana yang dimiliki, mereka tertutup dari informasi seks yang akurat, dan hal ini berpengaruh pada perilaku seks yang dikembangkan. Di usia dini, mereka terlibat dalam aktifitas seks secara bebas. Para remaja perempuan cenderung memasuki pernikahan usia muda, dengan suasana pernikahan yang dipenuhi kekerasan. Saran peneliti bagi penelitian selanjutnya adalah perlunya membina rapport dengan para partisipan jauh sebelum penelitian dilakukan. Dengdemikian diharapkan informasi yang didapat lebih mendalam dan memperkaya xihasil penelitian. Peneliti selanjutnya juga sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal mendasar yang dapat berpengaruh dalam keterbukaan partisipan mengungkapkan dirinya, seperti perbedaan jenis kelamin dengan partisipan, keberadaan peneliti sebagai orang luar,k eterbatasan sumber daya dan waktu. Perlu dipikirkan juga pemecahan masalah mendasar mereka, yaitu untukbmeninggalkan jalanan dan kembali ke rumah. |