Anda belum login :: 24 Nov 2024 11:00 WIB
Detail
BukuTinjauan atas Penetapan Harga Pokok Produksi PT METINCA PRIMA INDUSTRIAL WORKS
Bibliografi
Author: Sabeth, Alia Fatmawati ; Anastasia P, Thio (Advisor)
Topik: Tinjauan; Penetapan Harga Pokok Produksi; PT METINCA PRIMA INDUSTRIAL WORKS
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2003    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FEA-2532
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Ketepatan perhitungan harga pokok produksi penting bagi perusahaan, karena berguna dalam penetapan harga jual, pengendalian biaya, penilaian persediaan, dan dalam pengambilan keputusan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketepatan dalam pengklasifikasian, pembebanan dan pengalokasian harga pokok produksi dan menganalisa penyimpangan biaya produksi yang terjadi, termasuk faktor-faktor penyebabnya dan tindakan perbaikannya.
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui field researh (penelitian lapangan) dengan menggunakan teknik wawancara dan pengamatan,
dan library research (penelitian kepustakaan).
PT. Metinca Prima Industrial Works merupakan perusahaan
manufaktur yang bergerak di bidang investment casting foundry, menghasilkan berbagai jenis alat yang terbuat dari kandungan besi dan sejenisnya, dan berproduksi berdasarkan pesanan (the special order
type of industry). Proses produksinya dilakukan secara terputus -putus (intermitten process of production) dan sistem akumulasi biaya yang
digunakannya adalah job order cost system. Perusahaan telah membuat perhitungan harga pokok produksi dimuka yang digunakan sebagai dasar penetapan harga jual. Perhitungan harga pokok produksi tersebut dilakukan dengan menggunakan norma biaya standar.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa kelemahan dan kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan dalam engklasifikasian biaya overhead, yaitu: biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin dan peralatan pabrik; biaya pengangkutan bahan baku;
biaya listrik dan air untuk pabrik; biaya telepon untuk pabrik; biaya asuransi untuk pabrik; dan biaya pajak bumi dan bangunan untuk pabrik,
yang oleh perusahaan seharusnya diklasifikasikan ke dalam biaya overhead, bukan ke dalam biaya umum dan administrasi. Kesalahan ini
telah mengakibatkan kesalahan dalam penetapan besarnya anggaran biaya overhead. Selain itu, terdapat kesalahan dalam pengalokasian
biaya penyusutan bangunan, biaya asuransi, dan biaya pajak bumi dan bangunan yang oleh perusahaan seluruh biaya ini dibebankan ke dalam
biaya overhead. Seharusnya biaya-biaya tersebut dialokasikan ke bagian kantor dan pabrik dengan menggunakan kunci pembagian berdasarkan luas ruangan. Kesalahan lainnya adalah perusahaan telah menggunakan basis tingkat kegiatan berupa unit produksi untuk pembebanan biaya overhead dan dalam penggunaan tarif overhead
tunggal untuk seluruh produk yang dihasilkan. Padahal proses produksi perusahaan bersifat heterogen,menggunakan waktu produksi yang berbeda, dan memiliki tingkat kompleksitas setiap produk yang berbeda
pula. Oleh karena itu, perusahaan lebih tepat menggunakan basis tingkat
kegiatan berupa jam kerja langsung, karena sebagian besar proses produksinya menggunakan tenaga kerja manusia. Kesalahan-kesalahan
di atas telah mengakibatkan harga pokok produksi menurut perusahaan terlalu rendah (understated), dan laba yang dicatat oleh perusahaan
dinilai terlalu tinggi (overstated).
Perhitungan harga pokok produksi digunakan perusahaan sebagai dasar penetapan harga jual, penilaian persediaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan khusus. Dengan adanya penetapan harga pokok
produksi standar yang ditetapkan dimuka, maka perusahaan dapat melakukan pengendalian biaya produksi, yaitu membuat analisa
penyimpangan biaya produksi pada setiap akhir periode. Penyimpangan yang terjadi menurut penulis antara lain penyimpangan biaya bahan
langsung yang menguntungkan, yang disebabkan oleh penyimpangan pemakaian kuantitas bahan langsung yang merugikan sebagai akibat
dari penggunaan mesin dan peralatan yang tidak lagi bekerja secara optimal, adanya perbedaan kualitas bahan yang dipakai menurut
standar, dan kurang trampilnya tenaga kerja, dan juga disebabkan oleh
penyimpangan harga bahan langsung yang menguntungkan sebagai akibat dari keberhasilan bagian pembelian dalam melakukan pembelian
bahan yang lebih murah, penggunaan ulang bahan baku yang ada, dan perubahan kurs mata uang dolar A
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.15625 second(s)