Anda belum login :: 23 Nov 2024 19:50 WIB
Detail
BukuHubungan Antara Makna Hidup Dengan Kecemasan Akan Kematian Pada Penderita Kanker Di Jakarta
Bibliografi
Author: Halim, Magdalena Surjaningsih (Advisor); Krisianti, Yesi Carolina
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2003    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-453
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Latar belakang masalah penelitian ini adalah tingginya angka kematian
pada penderita kanker, bahkan menurut riset WHO tahun 1997, kanker
menduduki peringkat kedua yang menyebabkan kematian setelah penyakit jantung
koroner (Pangalila,1998). Masyarakat Indonesia, pada umumnya,
mengasosiasikan kanker dengan kematian. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan
akan kematian. Menurut Frankl (dalam Papalia & Olds,1986) menyatakan bahwa
apabila seseorang telah menemukan makna hidup maka kecemasan akan kematian
orang tersebut rendah. Makna hidup itu sendiri adalah hal-hal yang memberikan
nilai khusus bagi seseorang, yang bila berhasil dipenuhi akan menyebabkan
kehidupan dirasakan berarti dan berharga yang pada akhirnya akan menimbulkan
penghayatan bahagia sebagai akibat sampingannya. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui apakah ada hubungan negatif antara makna hidup dengan kecemasan
akan kematian.
Jenis penelitian ini adalah ex post facto field studies, sedangkan disain
penelitiannya adalah non-experimental correlational. Teknik sampling yang
digunakan adalah convenience sampling. Metode pengumpulan data dilakukan
secara kuantitatif dan menggunakan uji coba terpakai dengan menggunakan 2 alat
ukur, yakni Skala Kecemasan akan Kematian dan Purpose in Life Test. Jumlah
subjek dalam penelitian ini adalah 35 penderita kanker.
Hasil pengujian hipotesis utama menunjukkan bahwa Ho ditolak, ini berarti
bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara makna hidup dengan
kecemasan akan kematian pada penderita kanker di Jakarta. Pada subjek
penelitian ditemukan bahwa subjek cenderung lebih cemas memikirkan keluarga
atau kerabatnya dibandingkan dengan dirinya sendiri. Hal ini dapat disebabkan
oleh kebudayaan Indonesia yang bersifat kolektivisme.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.25 second(s)