Dalam kondisi perekonomian yang berkembang pesat, perolehan laba optimum merupakan salah satu tujuan utama perusahaan agar dapat bertahan dan terus berkembang, sehingga perencanaan yang baik sangat diperlukan. Dalam hal ini laba merupakan salah satu alat pengukur dalam menentukan keberhasilan perusahaan serta dapat memberikan gambaran mengenai kemampuan manajemen dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian. Untuk perencanaan tersebut manajemen dapat menggunakan titik impas serta melakukan pengawasan biaya, karena laba yang direncanakan perusahaan sangat erat kaitannya dengan biaya -biaya yang dikeluarkan perusahaan. Sebelum itu, terlebih dahulu diperlukan suatu landasan teoritis yang berhubungan dengan analisis titik impas. Dengan demikian diperlukan adanya pembahasan mengenai pengertian dan klasifikasi biaya secara umum, pengertian perencanaan laba serta asumsi-asumsi yang yang diperlukan agar dapat melakukan analisis titik impas. PT. Bima peranan Busana (Texmaco) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil, mendirikan pabrik tekstil, serta menjual segala hasil kegiatan usaha perseroan tersebut, baik impor maupun ekspor. Hal ini berdasarkan Akte Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bima Peranan Busana (Texmaco) Nomor : 132 tanggal 15 April 1996 pada pasal 3. Produk yang dihasilkan adalah kain dengan jenis crepe, tisue, sateen, twill dan lain -lain, dimana proses produksi dilakukan dalam dua tahap, yaitu proses yang dilakukan oleh Benang Pakan (Weft Yarn) dan proses yang dilakukan oleh Benang Lusi (Warp Yarn). Dari hasil penelitian, penjualan yang terjadi pada tahun 2001 adalah Rp 54.933.840.971 sedangkan titik impas terjadi pada tingkat penjualan Rp 40.373.638.990,3. Ini berarti pada tahun 2001 perusahaan telah melampaui titik impas. Dengan MOS sebesar 40,63 persen artinya maksimum volume penjualan yang boleh turun adalah 40,63 persen dari volume penjualan yang direncanakan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jadi dengan analisis titik impas dapat memberikan landasan perusahaan dalam merencanakan kegiatan operasional untuk mencapai laba tertentu, sebagai alat kontrol bagi manajemen perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh manajemen. |