Anda belum login :: 27 Nov 2024 00:04 WIB
Detail
BukuAnalisis Titik Impas Sebagai Alat Perencanaan Laba PT BIMA PERANAN BUSANA (TEXMACO) Tahun 2001
Bibliografi
Author: MARGARETHA HARSONO (Advisor); Dewi, Elvita
Topik: Analisis; Analisis Titik Impas; Alat Perencanaan Laba; PT BIMA PERANAN BUSANA (TEXMACO) Tahun 2001
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2002    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Elvita Dewi's Undergraduated Theses.pdf (634.0KB; 21 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FEA-2574
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Dalam kondisi perekonomian yang berkembang pesat, perolehan laba optimum merupakan salah satu tujuan utama perusahaan agar dapat
bertahan dan terus berkembang, sehingga perencanaan yang baik sangat
diperlukan. Dalam hal ini laba merupakan salah satu alat pengukur dalam
menentukan keberhasilan perusahaan serta dapat memberikan gambaran
mengenai kemampuan manajemen dalam melakukan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian.
Untuk perencanaan tersebut manajemen dapat menggunakan titik impas serta melakukan pengawasan biaya, karena laba yang direncanakan perusahaan sangat erat kaitannya dengan biaya -biaya yang dikeluarkan
perusahaan. Sebelum itu, terlebih dahulu diperlukan suatu landasan teoritis
yang berhubungan dengan analisis titik impas. Dengan demikian diperlukan
adanya pembahasan mengenai pengertian dan klasifikasi biaya secara umum, pengertian perencanaan laba serta asumsi-asumsi yang yang diperlukan agar dapat melakukan analisis titik impas.
PT. Bima peranan Busana (Texmaco) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri tekstil, mendirikan pabrik tekstil, serta menjual segala hasil kegiatan usaha perseroan tersebut, baik impor
maupun ekspor. Hal ini berdasarkan Akte Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bima Peranan Busana (Texmaco) Nomor : 132 tanggal 15 April 1996 pada pasal 3. Produk yang dihasilkan adalah kain dengan jenis crepe, tisue, sateen, twill dan lain -lain, dimana proses produksi dilakukan dalam dua tahap, yaitu proses yang dilakukan oleh Benang Pakan (Weft Yarn)
dan proses yang dilakukan oleh Benang Lusi (Warp Yarn).
Dari hasil penelitian, penjualan yang terjadi pada tahun 2001 adalah Rp 54.933.840.971 sedangkan titik impas terjadi pada tingkat penjualan
Rp 40.373.638.990,3. Ini berarti pada tahun 2001 perusahaan telah melampaui titik impas. Dengan MOS sebesar 40,63 persen artinya
maksimum volume penjualan yang boleh turun adalah 40,63 persen dari volume penjualan yang direncanakan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.
Jadi dengan analisis titik impas dapat memberikan landasan perusahaan dalam merencanakan kegiatan operasional untuk mencapai
laba tertentu, sebagai alat kontrol bagi manajemen perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus
dilakukan oleh manajemen.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.65625 second(s)