Dalam beberapa tahun belakangan ini, persaingan dalam bidang ekonomi sangatlah tajam. Hal ini mendorong banyak perusahaan untuk dapat bersaing secara kompetitif dalam menjalankan usahanya dengan cara melakukan tindakan efisiensi di dalam perusahaan, yang salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan biaya standar sebagai tolak ukur. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan studi kasus (case study), yaitu dengan mengambil satu elemen perusahaan yang tidak terkait dengan populasi tertentu sehingga kesimpulan yang diambil tidak berlaku secara umum akan tetapi hanya terbatas pada kasus yang diteliti. Secara keseluruhan jika dilihat dari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada PT ISI baik penyimpangan terhadap bahan, upah dan biaya produksi tidak langsung, PT ISI sudah cukup efisien dalam melakukan kegiatan produksinya. Pada penyimpangan bahan, terdapat penyimpangan yang merugikan sebesar Rp129,472,250. Penyimpangan yang merugikan tersebut sebagian besar terletak pada raw material dan CKD, dimana kedua jenis bahan masih harus di impor dari Jepang dan Thailand. Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa penyimpangan terjadi akibat selisih kurs mata uang asing. Jika dilihat dari penyimpangan upah, maka dapat diambil kesimpulan pula bahwa PT ISI, sudah cukup efisien dalam melakukan kegiatan produksinya. Penyimpangan yang terjadi sebesar Rp 24,672,150 (favorable). Hal ini disebabkan karena PT ISI menerapkan padat modal dimana lebih banyak menggunakan mesin-mesin. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan flexible budget ternyata penyimpangan MO yang terjadi sebesar Rp 1,032,653,533 (favorable) yang disebabkan karena PT ISI telah melakukan penghematan secara besar-besaran seperti penghematan pemakaian listrik, telepon serta tidak dilaksanakannya kegiatan research and development untuk beberapa departemen tertentu. .Akibatnya PT ISI telah menetapkan harga standar yang cukup jauh lebih tinggi dari harga sebenarnya.Sebaiknya PT ISI meninjau kembali standard cost untuk MO karena walaupun penyimpangannya menguntungkan namun jumlahnya cukup besar. |