Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:07 WIB
Detail
BukuGAMBARAN DAMPAK DEPRIVASI PHYSICAL AFFECTION TERHADAP RELASI INTERPERSONAL (Suatu studi kualitatif terhadap wanita dewasa muda dan hubungannya dengan ayah dalam keluarga Tionghoa)
Bibliografi
Author: Sutoyo, Nani Indra Ratnawati Nurrachman (Advisor); Monica
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2003    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FP-437
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap fenomena yang
terjadi sehari-hari. Fenomena yang seringkali ditemui adalah adanya dewasa muda
yang memiliki perilaku kontak fisik yang terbilang ekstrim, misalnya menjadi
seorang yang terdorong untuk terus-menerus menyentuh orang lain (Touchies)
atau menjadi seorang yang sangat menghindari sentuhan (Touch Avoiders).
Keadaan ini umumnya banyak ditemui pada mereka yang dibesarkan
dengan ketiadaan kontak fisik yang juga terjadi dalam tingkat ekstrim sehingga
menimbulkan s uatu deprivasi. Untuk inilah penelitian dilakukan yaitu untuk
melihat bagaimana deprivasi kontak fisik yang dialami dalam relasi dengan
orangtua mempengaruhi relasi interpersonal seseorang pada saat menginjak usia
ii
dewasa muda. Hal ini dikarenakan pengalaman kontak fisik dalam relasi dengan
ayah atau ibu umumnya akan menjadi dasar relasi berikutnya.
Pengalaman kontak fisik yang dimaksud bukan hanya menyangkut
pengala man secara fisik. Hal ini dikarenakan kontak fisik memiliki 2 aspek yaitu
fisik dan psikologis. Aspek fisik berkaitan dengan kontak fisik yang dilakukan
untuk merasakan karakteristik fisik dari sesuatu atau seseorang. Sedangkan aspek
psikologis berkaitan dengan pengalaman emosional yang menyertai suatu kontak
fisik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan istilah physical affection
yaitu kontak fisik yang dilakukan sebagai wujud ekspresi afeksi, misalnya cinta,
perhatian, kasih sayang dari orangtu kepada anak.
Penelitian ini difokuskan pada deprivasi physical affection yang dialami
wanita dewasa muda dalam relasi dengan ayah, khususnya dalam konteks
keluarga Tionghoa.. Fokus ini dipilih berdasarkan pengamatan peneliti bahwa
pola pengasuhan yang diterapkan oleh ayah dari keturunan Tionghoa umumnya
diwarnai oleh ketiadaan physical affection dengan anak sehingga anak memiliki
kemungkinan yang besar untuk mengalami deprivasi.
Penelitian ini berbentuk deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hal ini
dikarenakan penelitian tidak ditujukan untuk membuktikan suatu dugaan atau
hipotes. Penelitian ini lebih ditujuan untuk mendapatkan gambaran bagaimana
deprivasi physical affection yang dialami dalam relasi dengan ayah
mempengaruhi relasi interpersonal pada saat dewasa muda yang terkait dengan
tugas perkembangan wanita dewasa muda untuk menjalin relasi yang intim
dengan lawan jenis.
iii
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subjek penelitian (keduanya
wanita) umumnya tidak memiliki masalah dalam menjalin relasi interpersonal,
baik dengan laki-laki maupun wanita. Akan tetapi, deprivasi physical affection
tampaknya mulai menimbulkan masalah ketika menyangkut relasi yang sifatnya
intim dengan pria, khususnya bila menyangkut kontak fisik.
Kesulitan timbul karena deprivasi physical affection menyebabkan dorongan yang
kuat untuk terus-menerus memperoleh kontak fisik dari lawan jenis. Keadaan
inilah yang menyebabkan kedua subjek tampil sebagai Touchies dalam relasi
interpersonal terutama jika menyangkut relasi dengan lawan jenis.
Perilaku Touchies timbul karena terjadinya skin hunger (kelaparan kulit)
dan sehingga subjek terdorong untuk terus-menerus menyentuh orang lain. Hal ini
dilakukan sebagai usaha mencari substitute touch dari sentuhan yang tidak pernah
ia peroleh yaitu sentuhan dari ayah.
Selain itu, pencarian substitute touch juga ditujukan untuk mencari
pemenuhan kebutuhan kontak fisik secara psikologis. Hal ini berkaitan dengan
identitas diri yang kurang kuat karena terbentuknya personal dysfunction sebagai
akibat terjadinya insecure attachment (anxious attachment style ).
Keadaan ini menyebabkan kedua subjek mengaitkan kontak fisik dengan
identitas dirinya sebagai wanita. Artinya keberadaan kontak fisik dianggap
sebagai suatu penerimaan sedangkan ketiadaan kontak fisik dianggap sebagai
penolakan terhadap dirinya sebagai wanita.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.171875 second(s)