Terbatasnya lapangan kerja mengakibatkan banyaknya penghalangpenghalang pembangunan antara lain pengangguran dan kemiskinan. Pengangguran adalah seseorang yang belum mendapatkan pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan. Kemiskinan adalah seseorang yang belum dapat memenuhi kebutuhan pokoknya seperti pangan,sandang dan papan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk mengetahui tingkat upah minimum regional serta jumlah penyerapan tenaga kerja di Jakarta Timur, analisis regresi dan korelasi linier sederhana untuk mengetahui hubungan tingkat upah minimum regional terhadap jumlah tenaga kerja di Jakarta Timur. Hasil analisis regresi manghasilkan persamaan Y = a + bx Y = -448,95 + 0,01X Menunjukkan bahwa apabila tingkat upah meningkat sebesar Rp. 1.000 (X = 1.000), maka orang yang bekerja di sektor industri konfeksi akan mengalami peningkatan sebesar 10 orang. Hasil penelitian didapat dari perhitungan koefisien korelasi antara Y (jumlah tenaga kerja) dan X (tingkat upah). Adapun besarnya koefisien korelasi antara tingkat upah yang diberikan oleh pengusaha di Jakarta Timur dan jumlah penyerapan tenaga kerja adalah sebagai berikut : nåXY – åXåY r = Ö n . åX² - (åX)²) (n . åY² - (åY)²) = 0,950 Dari hasil analisa , diperoleh r = 0,950 yang mendekati satu, artinya hubungan antara tingkat upah dengan jumlah penyerapan tenaga kerja adalah positif. Berdasarkan hasil analisis statistik dalam perhitungan koefisien korelasi diperoleh angka sebesar 0,950 atau 95%, dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif dan kuat antara tingkat upah tenaga kerja atau buruh di Jakarta Timur untuk sektor industri konfeksi dengan banyaknya orang yang bekerja disektor tersebut dan ini telah diuji kebenarannya dengan menggunakan uji hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95. Demikian pula besarnya koefisien perubahan tingkat upah tenaga kerja atau buruh terhadap banyaknya orang yang bekerja di sektor industri konfeksi adalah 90,25%. Ini menunjukkan bahwa perubahan tingkat upah merupakan salah satu faktor penentu yang mempengaruhi banyaknya orang yang bekerja di industri konfeksi walaupun masih ada faktor-faktor lain, yaitu sebesar 9,75%. Maka kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut 1. Ada hubungan yang kuat antara tingkat upah tenaga kerja atau buruh dengan banyaknya orang yang bekerja di sektor industri konfeksi di Jakarta Timur pada tahun 1996-2001. 2. Berdasarkan hasil analisis statistik dalam perhitungan koefisien korelasi diperoleh angka sebesar 0,950 atau 95%, dapat diartikan bahwa besarnya hubungan yang positif antara tingkat upah tenaga kerja dengan banyaknya orang yang bekerja disektor industri konfeksi di Jakarta Timur pada tahun 1996-2001 dan telah diuji kebenarannya dengan menggunakan uji hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95%. |