PT. Global Makmur Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang chemical manufaktur. Untuk dapat berproduksi dengan baik, maka perusahaan mengadakan pengendalian pada bahan baku. Tingkat kebutuhan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi direncanakan setiap awal tahun yang akan datang atau pada setiap akhir tahun berjalan berdasarkan masukan dari bagian penjualan dengan melihat data hasil penjualan pada tahun sebelumnya. Selama lima tahun terakhir ini, perusahaan telah mengadopsi sistem komputerisasi ke dalam sistem pengendalian bahan bakunya. Hal ini dilakukan perusahaan agar pengendalian bahan baku dapat berjalan lebih efektif dan menghemat waktu. Namun dapat terjadi kecurangan dan praktik tidak sehat di dalamnya, untuk itu diperlukan sistem informasi akuntansi mengenai pengendalian bahan baku yang baik. Diharapkan dengan adanya sistem informasi akuntansi atas pengendalian bahan baku yang baik ini, kecurangan dan parktik yang tidak sehat dapat segera dideteksi dan dengan segera diperbaiki sehingga efisiensi akan meningkat, kekayaan perusahaan dapat terjaga dan kebijakan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian lapangan dimana penulis mengumpulkan data dan informasi dari wawancara dengan pihakpihak yang terkait, serta mengadakan pengamatan secara langsung di perusahaan, dan penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan studi kepustakaan atas bukubuku dan literatur yang relevan dengan permasalahan yang dibahas. Dari pengamatan serta penelitian kepustakaan yang telah dilakukan oleh penulis, dan kemudian diaplikasikan pada PT. Global Makmur Sejahtera maka penulis mengambil kesimpulan bahwa Sistem Informasi Akuntansi atas Pengendalian Bahan Baku telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari kebaikan yang dijumpai, telah ada pemisahan tugas yang cukup jelas antara bagian yang meminta pembelian, bagian yang melakukan pembelian, bagian yang menerima, bagian yang menyimpan, dan bagian yang mengeluarkan. Telah terjadi pembagian wewenang yang jelas dan terlihat pada sistem otorisasi yang dilakukan. Dan untuk menjamin sistem persediaannya, perusahaan juga menerapkan pengendalian pada pengolahan data elektroniknya. Sedangkan kelemahan yang ditemukan antara lain adanya kontak hanya dengan satu supplier, hal ini dapat merugikan perusahaan. Perusahaan juga hanya menyewa satu programmer, hal ini dapat membuat perusahaan tergantung dengan programmer. Oeh karena itu untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada dan untuk mencegah terjadinya kecurangan dan praktik tidak sehat di atas, maka penulis memberikan beberapa saran yang diuraikan pada Bab IV dan V. |