Anda belum login :: 27 Nov 2024 07:33 WIB
Detail
BukuRANCANG BANGUN ALAT UKUR ANTROPOMETRI
Bibliografi
Author: Novia, Amy ; Hutahaean, Hotma Antoni (Advisor)
Topik: Alat ukur kursi antropometri; 26 dimensi
Bahasa: (ID )    
Penerbit: Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unika Atma Jaya     Tempat Terbit: Jakarta    Tahun Terbit: 2003    
Jenis: Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext: Amy Novia's Undergraduated Theses.pdf (822.0KB; 83 download)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: FTI-018
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Abstract
Perancangan suatu produk/alat yang ergonomis bagi manusia tidak hanya
berdasarkan pada modelnya saja, tapi ada unsur penting yang harus diperhatikan
oleh para perancang. Perancang harus mengetahui struktur tubuh manusia terlebih
dahulu. Hal ini dipelajari dalam suatu bahasan khusus yang disebut antropometri
atau kalibrasi dimensi tubuh manusia. Data antropometri diperoleh dari hasil
pengukuran dimensi tubuh manusia. Pengambilan data itu sendiri dilakukan
dengan menggunakan berbagai alat ukur yang salah satunya adalah kursi
antropometri seperti yang terdapat pada Lab. PSK&E Teknik Industri Atma Jaya.
Kursi antropometri tersebut sebenarnya sudah cukup baik karena mampu
mengakomodir pengukuran beberapa dimensi, namun masih terdapat beberapa
kekurangan seperti pengoperasiannya kurang praktis karena dilakukan secara
manual, penunjukkan hasil ukur yang kurang jelas, dan sebagainya. Dengan
adanya modifikasi tentu akan menjadikannya lebih baik.
Sebagai langkah awal modifikasi dilakukan pengumpulan dan pengolahan
data yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk modifikasi. Kemudian
diperoleh beberapa rancangan awal alat ukur. Pemilihan konsep alat ukur
dilakukan dengan menggunakan matriks penyaringan dan penilaian konsep.
Setelah didapat rancangan akhir maka pembuatan alat dapat dimulai.
Kemampuan alat ukur hasil modifikasi ternyata memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan kursi antropometri seperti dapat mengukur
dimensi tubuh lebih banyak yaitu sebanyak 26 dimensi sedangkan yang lama
hanya dapat mengukur 17 dimensi. Alat yang baru lebih mudah dalam
pengoperasiannya karena menggunakan alat bantu penumatik dan motor listrik,
selain itu juga lebih kuat dengan konstruksi yang terbuat dari logam. Analisis
biaya juga menunjukkan bahwa alat ukur antropometri yang baru ini memiliki
keuntungan lebih banyak dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan
alat ukur yang lama. Biaya pembuatan alat ukur baru sebesar Rp. 5 juta-an
sedangkan alat ukur yang lama dibeli seharga Rp. 10 juta-an (termasuk modul).
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Lihat Sejarah Pengadaan  Konversi Metadata   Kembali
design
 
Process time: 0.1875 second(s)