Fair Market Price dari saham biasa dapat didekati dengan beberapa tehnik perhitungan antara lain dengan pendekatan Price earning ratio (PER) untuk menilai layak atau tidaknya harga saham suatu perusahaan tertentu yangt merupakan hubungan harga pasar dengan Earning PerShare (EPS)nya. Investor mengharapkan pendapatan dari investasi yang ditanamnya, yang diperoleh dari Deviden + Capital Gain yang berhubungan dengan EPS-nya semakin besar EPS maka harga pasar saham akan semakin besar/meningkat. Ada banyak metode dalam penetapan Fair Market Price diantaranya metode Earning Pershare, metode dividen, dan metode capital asset pricing model (CAPM), dan metode value of the firm dari Modigliani ¿ miller (MM). Namun dalam skripsi ini penulis hanya menggunakan metode earning pershare dan metode dividen untuk menentukan fair market price dari saham PT. Semen Cibinong Tbk. Ada beberapa tehnik perhitungan antara lain dengan Price Earning ratio (PER) yang merupakan hubungan harga pasar saham biasa dengan Earning PerShare-nya. Metode earning pershare merupakan metode yang termudah dan paling tanggap terhadap kondisi saham perusahaan di pasar. Harga saham semen di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1996 adalah Rp 5275,- tahun 1997 sebesar Rp 1425,- tahun 1998 Rp 1000,- sedangkan dari hasil penelitian penulis harga layaknya pada tahun 1996 sebesar Rp 7672,- tahun 1997 sebesar Rp 0<- dan tahun 1998 sebesar Rp 0,-. Untuk menganalisa hasil penelitian penulis menggunakan perangkat analisis kualitatif beberapa teori dan konsep yang telah penulis pelajari .di bangku kuliah dan secara kualitatif dengan menggunakan perangkat dan tehnik penentuan Fair Market Price Data yang digunakan penulis adalah data sekunder dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Metode Earning Pershare merupakan metode yang termudah dan paling tanggap terhadap kondisi saham perusahaan di pasar. Harga saham Semen di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1996 adalah Rp 5275,-, tahun 1997 sebesar Rp 1425,-, tahun 1998 Rp 1000,- sedangkan dari hasil penelitian penulis harga layaknya pada tahun 1996 sebesar Rp 7672,- tahun 1997 sebesar Rp 0,- dan tahun 1998 sebesar Rp 0,-.Dengan metode dividen, selisih antara harga pasar dan harga layak perseroan besar karena dividen yield-nya sangat kecil, yaitu tahun 1996 sebesar 0,02 tahun 1997 sebesar 0,08 dan tahun 1998 tidak terdapat dividen. Sedangkan menurut hasil perhitungan penulis dengan proyeksi tingkat dividen, dividen yield tahun 1996 sebesar 0,02 tahun 1997 sebesar 0,08 dan tahun 1998 sebesar 0,15. Harga saham perusahaan di Bursa di pengaruhi oleh factor eksternal dan internal. Faktor internal terdiri dari tingkat penjualan, tingkat pertumbuhan laba bersih perusahaan, investasi perusahaan, dan pinjaman perusahaan, investasi perusahaan , dan pinjaman perusahaan. Sedangkan faktor eksternalnya adalah krisis ekonomi yang dialami Indonesia, kurs yang labil, dan lesunya kinerja industri chemical dan sebagainya. Untuk mempertahankan kestabilan harga saham di Bursa Efek Jakarta maka sebaiknya perusahaan merestrukturisasi modal, yang dapat dilakukan dengan menerbitkan saham baru atau memasukkan modal asing dengan mitra strategis yang memiliki reputasi baik, mengurangi penyertaan saham di beberapa perusahaan yang kondisinya masih memberikan posisi penawaran yang bagus sehingga harga sahamnya di Bursa tidak terlalu menyimpang. |