Berbohong pada siswa SLTP Tarakanita cukup sering menjadi keluhan orang tua murid kepada sekolah. Berbohong adalah suatu sikap/tindakan maupun perkataan yang tidak sebenarnya. Anak SLTP berada pada masa remaja awal yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak dimana semuanya serba teratur dan mudah diatur, ke masa dewasa dimana anak telah merasa memiliki otoritas sehingga sering kali sulit diatur.Perbedaan/ perlawanan remaja dan orang dewasa sering menimbulkan rasa tidak aman. Salah satu upaya untuk memperoleh rasa aman tersebut, remaja melakukannya dengan berbohong. Untuk membantu mengatasi permasalahan berbohong pada remaja, maka sekolah melalui bimbingan konseling berusaha meminimalkan kebiasaan berbohong. Penulis melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana remaja awal memiliki pemahaman mengenai berbohong dan membantu remaja dalam meminimalkan kebiasaan berbohongnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan skala sikap dan studi kasus. Skala sikap untuk mendapatkan data sejauh mana anak memahami pengertian, jenis, tujuan dan sebab berbohong Studi kasus untuk menggali lebih jauh sebab-sebab remaja berbohong sehingga dapat melaksanakan layanan bimbingan konseling untuk membantu meminimalkan kebiasaan berbohong. Data tersebut kemudian dilaporkan secara deskriptif. Hasil pengolahan skala sikap menunjukkan bahwa siswa telah memahami arti berbohong. Melalui layanan konseling kelompok maupun individu siswa terbantu dalam meminimalkan kebiasaan berbohong. Oleh karena itu sejalan dengan pendidikan nilai dan tujuan pendidikan sekolah, diharapkan guru-guru, karyawan dan orang tua mampu menjadi teladan dan berusaha menciptakan suasana yang kondusif sehingga membantu munculnya sikap jujur dalam diri remaja. |