Logika relativistis meninggalkan teori himpunan pada 1920  

Oleh:

Naipospos, M.

Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI
Dalam koleksi: Widya: Majalah Ilmiah vol. 7 no. 60 (Sep. 1990), page 4.
Topik: teori himpunan; logika relativistis

Ketersediaan

Perpustakaan Pusat (Semanggi) Nomor Panggil: MM47.4 Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0) Tandon: tidak ada

Lihat Detail Induk

Isi artikel

Oleh aristoteles 382 - 322BC, pertama kali menggunakan kata matematika itu dalam bukunya organon. Menurutnya matematika adalah falsafah tentang banyaknya benda-benda. Logika yang ditemukannya berharga dua yaitu benar atau salah. Suatu pernyataan matematika hanya benar atau salah. Pada awal abad ke-18, muncul logika (logos) berharga lebih dari dua, Diambil contoh, jika suatu dadu dilemparkan, disamping benar atau salah diperhitungkan juga peluang untuk timbulnya mata 1,2,3,4,5, atau 6. Dengan peristiwa ini muncullah kata mungkin, bertepatan, dll. Terciptalah apa yang disebut dengan logika stokhastis yang sangat berkembang dalam statistik. Maka sering juga dinamakan logika statistik. Dengan munculnya teori relativitas Einstein, teori matematika pun berkembang dengan pesat. Sebelum teori Einstein dalam bidang matematika pun timbul berbagai teori. Yang paling tajam diperdebatkan adalah ilmu ukur euclidis dengan ilmu ukur non euclidis (elliptik & hiperbolik) yang diciptakan masing-masing oleh Riemann dan Lobachevski. Pada mulanya penganut euclides mutlah menyalahkan penganut non euclides, begitu juga sebaliknya. Fengan aksioma definisi teorema yang mantap penganut non euclides mempertahankan argumennya. Akhirnya perdebatan yang sengit itu diselesaikan dengan saling membenarkan argumen yang lain. Muncullah logika relativitis, yaitu kebenaran suatu pernyataan relatif terhadap aksioma definisi aksioma proposisi yang mendasarinya ....

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali