Anda belum login :: 23 Nov 2024 20:37 WIB
Detail
ArtikelMemahami Kritik Kekuasaan Walter Benyamin  
Oleh: Dua, Mikhael
Jenis: Article from Journal - ilmiah nasional - tidak terakreditasi DIKTI - atma jaya
Dalam koleksi: Respons: Jurnal Etika Sosial vol. 9 no. 2 (Dec. 2004), page 63-78.
Topik: hukum; hukum kodrat; power
Fulltext: Memahami Kritik Kekuasaan Walter Benyamin.pdf (13.13MB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan Pusat (Semanggi)
    • Nomor Panggil: RR11.3
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
  • Perpustakaan PKPM
    • Nomor Panggil: R20
    • Non-tandon: 1 (dapat dipinjam: 0)
    • Tandon: tidak ada
    Lihat Detail Induk
Isi artikelFilsafat kekuasaan tetah lama berhenti hanya pada persoalan legitimasi kekuasaan. Para pemikir demokrasi modern, katakan saja dari J. Locke sampai dengan John Rawis, telah terjebak dalam mekanisme legitimasi. Tetapi, dalam pandangan Walter Benjamin, filsafat hukum positif dan filsafat hukum kodrat ternyata gagal menjamin keadilan. Dalam pandangannya, kekuasaan, entah yang dilegitimasi oleh hukum maupun yang tidak dilegitimasi oleh hukum, harus tunduk pada kritik. Dan kritik itu sendiri memiliki kriterium yang tidak selalu ditentukan oleh hukum, melainkan oleh sesuatu di luar batas-batas hukum: yaitu pengalaman dan kerinduan manusia akan keadilan. Dengan alasan ini Benjamin menegaskan bahwa keadilan hanya dapat dicapai melalui kritik yang radikal: kritik yang memisahkan antara yang jahat dan yang balk. Fungsi kritik adalah penyelamatan historis manusia. Kritik kekuasaan adalah sarana murni bagi keadilan; bentuknya adalah bahasa, demonstrasi proletariat, dan kekuasaan ilahi. Upload full-text_Ali Nurdin_Januari 2024
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)