Dewasa ini, di Indonesia telah banyak terdapat perguruan tinggi baik swasta maupun negeri. Mereka juga telah banyak menghasilkan tenaga- tenaga terdidik, yang mempunyai peranan sangat penting di negara ini. Mereka saling belomba- lomba untuk menjadikan perguruan tinggi mereka diminati oleh banyak calon mahasiswa. Oleh karena pengakuan terhadap mutu perguruan tinggi tersebut, pertanyaan yang muncul sekarang adalah: bagaimana suatu perguruan tinggi itu dikatakan bermutu ? Sudah tentu jawabannya ada pada masyarakat itu sendiri, dan ini sulit untuk dirumuskan, karena tuntutan masyarakat beraneka ragam. Salah satu perguruan tinggi dikatakan bermutu oleh masyarkat adalah jika produk perguruan tinggi (lulusan) dengan mudah dapat diserap oleh masyarakat, artinya dapat berkarya di masyarakat. Oleh karena itu, lulusan harus ada proses pendidikan yang baik di dalam perguruan tinggi tersebut. Singkatnya, diperlukan pengelolaan yang tepat sehingga perguruan tinggi tersebut menjadi bermutu. Dalam penulisan skripsi ini, secara singkat juga akan dibahas tentang bagaimana Total Quality Management (TQM) di perguruan tinggi diperlukan untuk dapat menjadikan perguruan tinggi bermutu. TQM merupakan suatu pengelolaan yang berorientasi pada peningkatan mutu secara terus- menerus. Dalam penulisan skripsi ini, penulis meneliti salah satu fakultas yang ada di Universitas Atma Jaya, yaitu Fakultas Ilmu Administrasi (FIA). FIA merupakan salah satu fakultas tertua yang sudah lama berdiri di Universitas Atma Jaya, yaitu sejak tanggal 11 Juli 1960, dan saat ini mempunyai Program studi Ilmu Administrasi Niaga. Dalam menghadapi persaingan perguruan tinggi yang semakin tajam saat ini, FIA harus lebih unggul di bidang mutu pendidikannya. Apabila kita berbicara tentang mutu perguruan tinggi, maka yang dimaksud ialah mutu terpadu perguruan tinggi. Mutu perguruan tinggi dapat dilihat dari kesebelas atribut pokok, yaitu: relevansi, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas (pertanggungjawaban), kreativitas, situasi M-M, penampilan (tangibility), empati, ketanggapan (responsiveness), produktivitas, dan kemampuan akademik. Dari kesebelas atribut tersebut dapat menjadi acuan dalam meningkatkan mutu Program Studi Ilmu Administrasi Niaga. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian survei, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan memakai kuesioner sebagai alat pengumpul data patok. Dengan menggunakan metode ini, penulis berharap dapat mengetahui pendapat mahasiswa terhadap mutu pendidikan FIA secara terpadu, yang kemudian akan dievaluasi. Untuk menganalisa data dengan membuat distribusi frekuensi, yang sebelumnya data diolah dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social science). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pendapat mahasiswa terhadap mutu Program Studi Ilmu Administrasi Niaga baik. Dapat dilihat dari 20 pertanyaan yang tertuang dalam 11 atribut mutu dalam kuesioner, 15 diantaranya memiliki tingkat prosentase 70% ke atas, dan sisanya 5 memiliki 60% ke bawah, yang artinya dapat ¿segera¿ diperbaiki. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi FIA sendiri dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu, sehingga FIA dapat terus bertahan dan semakin maju. |