Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur terpenting yang berperan dalam kemajuan perusahaan. Penulis melakukan audit manajemen untuk fungsi personalia dengan tujuan apakah fungsi personalia telah melaksanakan tugasnya dengan baik atau belum dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Ruang lingkup audit manajemen untuk fungsi personalia meliputi: Audit fungsi sumber daya manusia, yang mencakup misi departemen, hubungan industrial, hubungan karyawan, imbalan, kompensasi, rencana sumber daya manusia, keselamatan dan keamanan kerja; Audit ketaatan manajerial, yang mereview berbagai kebijakan dan prosedur personalia oleh para manajer; Audit kepuasan karyawan, yaitu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan organisasi dan karyawan.
Dalam pelaksanaan audit manajemen, penulis melakukan riset di PT BASF. PT BASF merupakan perusahaan industri kimia yang memiliki bidang usaha bahan pewarna, industri kulit, dan nutrisi ternak. PT BASF beralamat di Plaza GRI Lantai 10 ¿ 11 Jl. HR. Rasuna Said. Blok X-2 No. 1, Jakarta 12950 dan memiliki pabrik di Jl. Daan Mogot Km. 14 Jakarta 11750. Audit Manajemen yang penulis lakukan meliputi beberapa tahap yaitu melakukan survei pendahuluan, penelaahan dan pengujian atas sistem pengendalian manajemen, pengujian terinci atas bukti-bukti yang ada, dan pada tahap akhir melakukan pengembangan laporan. Dalam melaksanakan tahapan audit manajemen, penulis melakukan wawancara, meminta bukti dokumen yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan membuat Internal Control Questioner terhadap fungsi personalia. Penulis menemukan beberapa keberhasilan dan kelemahan fungsi personalia setelah melakukan audit manajemen pada PT BASF.
Kesimpulan kekuatan fungsi personalia, yaitu: perumusan dasar mengenai program personalia diakui sebagai fungsi manajemen, departemen personalia memiliki staf yang memadai untuk melakukan tanggung jawabnya, proses pemenuhan kebutuhan tenaga kerja telah berjalan efektif dan efisien, hubungan antar karyawan dengan perusahaan terjalin baik, hubungan departemen personalia dengan departemen lain saling mendukung, permasalahan antar karyawan dapat dijaga kerahasiaannya sehingga dapat dikatakan departemen personalia independen, personalia menaruh perhatian pada kondisi kerja dan kesehatan karyawan, gaji yang diberikan perusahaan berdasarkan apa yang telah diberikan karyawan kepada perusahaan (sesuai dengan kondisi dan prestasi kerja karyawan).
Sedangkan kesimpulan kelemahan fungsi personalia, yaitu: prosedur pelaksanaan dan pelatihan hanya ditujukan bagi karyawan baru saja, uji kemampuan hanya dilakukan pada saat penerimaan karyawan. Dengan ditemukannya kelemahan-kelemahan tersebut, penulis memberikan saran-saran perbaikan bagi perusahaan, yaitu: karyawan yang telah bekerja di perusahaan seharusnya dilatih dan dididik secara bertahap supaya kemampuannya dapat berkembang sehinga kualitas sumber daya manusia meningkat, dibuat suatu program pelaksanaan tahapan pelatihan karyawan, karyawan diuji lagi setelah bekerja beberapa lama untuk memastikan kemampuannya meningkat atau tidak. |