Anda belum login :: 23 Nov 2024 04:38 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Analisa Hubungan Dan Kebijakan Harga Jual Obat Dengan Penjualan (Studi Kasus Pada PT. Apotik Garut, Untuk Obat Batuk, Nyeri, Kulit, Dan Antibiotik)
Bibliografi
Author:
Firman, Yulianati Achsan
;
Salib, Saroyini Wuryan Rahayu
(Advisor)
Topik:
Pemasaran
;
Bauran Pemasaran
;
Obat
;
Apotik
;
Bauran pemasaran
;
Kebijakan Harga Jual
;
Analisa korelasi
Bahasa:
(ID )
Penerbit:
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya
Tempat Terbit:
Jakarta
Tahun Terbit:
2002
Jenis:
Theses - Undergraduate Thesis
Fulltext:
Yulianti Achsabscan Frirman's Undergraduate Theses.pdf
(2.17MB;
9 download
)
Ketersediaan
Perpustakaan Pusat (Semanggi)
Nomor Panggil:
FEM-4264
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Abstract
PT Apotik Garut merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan obat - obatan. Sampai saat ini perusahaan berhasil menyaingi kompetisi yang cukup ketat terhadap perusahaan sejenis. Kebijakan harga jual yang diterapkan oleh perusahaan adalah dengan menggunakan metode " markup pricing ", karena dirasakan kebijakan tersebut mempunyai dampak yang positif bagi perusahaan, yaitu meningkatkan penjualan. Untuk itu penulis ingin menganalisa hubungan antara kebijakan yang diambil oleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai selama ini. Adapun kelompok obat yang digunakan sebagai sampel dibagi atas empat kelompok obat dan antar merek dalam kelompok yang sama. Empat kelompok obat tersebut adaiah kelompok obat batuk dari merek Benadryl, Bisolvon, Decolgen, dan Ikadryl syrup. Kelompok obat nyeri dari merek Antalgin, Aspirin, Oskadon, dan Ponstan tablet. Kelompok obat kulit dari merek Canesten, Daktarin, Decoderm, dan Garamycin salep. Kelompok obat antibiotik dari merek Amoxsan, Rovamycin, Sanpicillin, dan Septrim tablet. Analisa statistik yang digunakan adaiah analisa rata - rata, ANOVA, dan analisa korelasi. Dari analisa statistik tersebut didapat hasil untuk obat nyeri dengan "markup" terkecil ( 12,2% ) menunjukkan hubungan yang negatif, sebaliknya dengan "markup" tertinggi ( 36 % ) menunjukkan hubungan yang positif. Untuk jenis obat kulit dengan "markup" terkecil ( 29,2% ) menunjukkan hubungan yang positif, sedangkan dengan "markup" terbesc.r ( 48 % ) menunjukkan tidak adanya hubungan sama sekali. Untuk jenis obat antibiotik baik yang "markup" terkecil maupun terbesar keduanya menunjukkan hubungan yang negatif. Pada akhir skripsi penulis memberikan kesimpulan untuk jenis obat nyeri kebijakan harga dengan "markup" 12,2% sudah terlalu tinggi, sedangkan untuk "markup" 36% masih bisa ditingkatkan lagi. Untuk jenis obat kulit dengan "markup" 29,2% masih dapat ditingkatkan lagi, sedangkan untuk "markup" 48% kebijakan harganya sudah optimal. Untuk jenis obat antibiotik kebijakan harganya sudah terlalu tinggi.Dan saran untuk jenis obat nyeri dengan "markup" 12,2%
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Lihat Sejarah Pengadaan
Konversi Metadata
Kembali
Process time: 0.1875 second(s)