Penjualan kredit dan penerimaan kas merupakan aktivitas yang vital bagi PT. Schott Igar Glass dalam rangka memelihara kelangsungan hidupnya. Agar aktivitas ini berjalan dengan baik, maka perusahaan memerlukan pengendalian intern yang sehat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan masukan kepada perusahaan yang berkaitan dengan kelemahan pengendalian intern tersebut. Dalam pengumpulan data, penulis mengadakan penelitiannya di perpustakaan dan di PT. Schott Igar Glass. Kemudian dalam memperoleh data penelitiannya di perusahaan, penulis menggunakan metode observasi, wawancara, dan questionnaire. Sedangkan evaluasi yang digunakan oleh penulis dalam metode penelitiannya, yaitu dengan cara membandingkan antara sistem pengendalian intern atas sistem penjualan kredit dan penerimaan kas yang diaplikasikan perusahaan dengan teorinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan telah menerapkan sistem pengendalian intern yang memadai pada sistem penjualan kredit dan penerimaan kas yang berbasis komputer. Hal ini dapat terlihat dengan adanya pemisahan fungsi organisasi terkait yang cukup memadai. Selain itu dokumen yang berkaitan dengan sistem penjualan kredit dan penerimaan kasnya cukup memadai dari segi pengendalian intern. Lalu elemen pengendalian intern yang terkait dengan EDP pada sistem penjualan kredit dan penerimaan kasnya, menunjukkan pula adanya pengendalian intern yang memadai. Kemudian prosedur yang terkait dengan sistem penjualan kredit dan penerimaan kas, juga memperlihatkan adanya pengendalian intern yang memadai. Walaupun secara keseluruhan sistem pengendalian intern pada sistem penjualan kredit dan penerimaan kas telah berjalan cukup baik, namun dari hasil evaluasi terdapat beberapa kelemahan. Adapun kelemahan ini berupa penanganan EDP yang hanya dilaksanakan oleh satu orang pegawai perusahaan, lalu pihak yang memberikan persetujuan kredit adalah Sales Executive, kemudian bagian gudang menangani sekaligus aktivitas pengiriman barang, serta ketiadaan kebijakan rotasi pegawai pada bidang - bidang yang sensitif akan kesalahan, seperti pada posisi seorang kasir. Jadi, berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa PT. Schott Igar Glass sebagai produsen pharma packaging yang menggunakan struktur organisasi fungsional, telah menerapkan sistem pengendalian intern yang sehat pada sistem penjualan kredit dan penerimaan kasnya. Di lain pihak, meskipun sistem pengendalian intern tersebut telah memadai, namun penulis menyarankan adanya beberapa perbaikan terhadap kelemahan yang ada. Adapun saran perbaikan tersebut dapat berupa penambahan pegawai yang secara khusus membantu EDP Supervisor dalam menangani system analyst, programmer, operator, pengawas EDP, librarian, dan administrator database. Di samping itu saran perbaikan yang lain adalah mengenai persetujuan kredit, dimana yang memberi persetujuan kredit adalah bagian kredit dan bukannya seorang Sales Executive. Lalu saran perbaikan berikutnya adalah bagian gudang harus terpisah dengan bagian pengiriman serta perlu adanya kebijakan rotasi pegawai selama periode tertentu pada posisi seorang kasir. |