Era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan rintangan adalah di depan mata. Hal ini membuat persaingan bisnis semakin sulit, terutama bagi perekonomian negara kita yang masih terus dilanda krisis. Untuk itu pihak manajemen perusahaan semakin dituntut kemampuan dan kehandalannya, bukan hanya untuk tetap dapat mempertahankan perusahaan, tapi juga untuk dapat terus menciptakan laba, yang merupakan salah satu tujuan perusahaan yang sangat penting. Supaya dapat menghasilkan laba yang maksimal, maka pihak manajemen perlu mengadakan parencanaan laba sebaik mungkin. Laba yang diperoleh perusahaan dupenngaruhi oleh harga jual, biaya yang dikorbankan, dan komposisi produk yang dijual, apabila produk yang dijual lebih dari satu. Untuk menganalisis hubungan antara biaya, volume penjualan, dan laba/rugi maka digunakanlah Analisis Cost Volume Profit (Analisis CVP). Analisis CVP sangat efektif untuk diterapkan dalam pengambilan keputusan dan untuk merencanakan seluruh kegiatan perusahaan, khususnya perencanaan laba jangka pendek. Analisis CVP inilah yang diterapkan penulis pada PT. X, sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi sepatu. Dari berbagai jenis sepatu yang diproduksi oleh PT. X, jenis sepatu dress shoes selalu mempunyai komposisi penjualan yang paling tinggi, yaitu lebih dari lima puluh persen dari total penjualan setiap tahunnya. Karena itu penulis hanya akan melakukan analisis CVP terhadap jenis sepatu ini. Data dan informasi untuk mengadakan analisis diperoleh dengan mengadakan peninjauan langsung ke perusahaan, serta wawancara dengan kepala bagian dan staf terkait. Analisis CVP dilakukan berdasarkan data historis tahun 2000. Berdasarkan data tersebut perusahaan membuat anggaran biaya dan proyeksi penjualan untuk tahun 2001. Anggaran biaya variabel mengalami kenaikan, yang disebabkan oleh kenaikan harga barang, sedangkan anggaran biaya tetap sama dengan tahun sebelumnya, karena perusahaan tidak menambah kapasitas produksi. Begitu juga dengan harga jual, diasumsikan sama dengan tahun sebelumnya. Dalam menggunakan analisis CVP, biaya-biaya yang terjadi dikelompokkan ke dalam jenis biaya tetap dan biaya variabel, sedangkan biaya yang termasuk jenis biaya campuran dipisahkan terlebih dahulu menjadi biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan metode yang dianggap terbaik, yaitu least square method. Berdasarkan anggaran biaya tersebut penulis melakukan analisis titik impas, untuk mengetahui tingkat penjualan dimana total biaya sama dengan total penerimaan, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun mendapatkan laba. Selain itu perusahaan juga menginginkan kenaikan laba dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data tersebut penulis menghitung tingkat penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yang direncanakan. Selisih proyeksi penjualan dan titik impas merupakan margin of safety, yang menunjukkan besar penyimpangan penjualan yang diperkenankan agar tidak menderita kerugian. Setelah memperoleh gambaran mengenai manfaat analisis CVP, maka penulis meembrikan saran untuk menerapkan analisis CVP dalam proses perencanaan dan pengendalian, terutama dalam perencanaan laba. |