Pada saat ini perekonomian Indonesia mengalami penurunan yang tajam. Bermula dengan menurunnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (USD), membuat harga bahan baku impor menjadi mahal. Dengan menggunakan analisis regresi, koefisien korelasi dan t hypothesis, dapat dilihat adanya hubungan yang erat antara harga bahan baku impor dan perubahan kurs terhadap hasil penjualan selama kurun waktu tahun 1991 sampai dengan tahun 2000. Adapun hasil yang didapat adalah sebagai berikut : 1. y = 12.502,32 + 2,8 X Ini berarti setiap adanya kenaikan X (harga bahan baku impor) sebesar Rp. 1,- maka akan meningkatkan Y ( hasil penjualan ) sebesar Rp. 2,80 rupiah. Begitu pula sebaliknya, jika terdapat penurunan X ( harga bahan baku impor ) sebesar Rp. 1,- maka Y (hasil penjualan) juga mengalami penurunan sebesar Rp. 2,80 rupiah. 2. Karena koefisien korelasi yang didapat adalah 0,72 mendekati 1, maka terdapat hubungan yang erat. 3. Pengujian untuk signifikan keeratan hubungan antara variabel x (harga bahan baku impor) dan variabel y (hasil penjualan) menghasilkan : thitung = 2,9364 > ttabel = 1,860, maka Ho ditolak. Berarti terdapat hubungan yang erat antara kenaikan harga bahan baku impor dengan hasil penjualan produk, karena kenaikan harga bahan baku impor akan menyebabkan kenaikan hasil penjualan yang pada akhirnya akan meningkatkan laba. Dengan demikian, perusahaan dengan melakukan keseimbangan transitoris pada setiap akhir tahun dan menjamin kelangsungan proses produksi tanpa diganggu oleh adanya fluktuasi kurs (Rp terhadap USD) maka perusahaan tersebut dapat terus berproduksi. |