Anda belum login :: 26 Nov 2024 14:37 WIB
Detail
ArtikelReduplikasi dalam Bahasa Bali: revaluasi model analisis  
Oleh: Laksana, I Ketut Darma
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KIMLI 2018: Kongres International Masyarakat Linguistik Indonesia, 13-16 Agustus 2018, Universitas Papua, Manokwari: “Mengusung Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah menuju Kesetaraan dalam Kebhinekaan.”, page 101-105.
Topik: kategori kata; proses morfologis; reduplikasi
Fulltext: 101-105.pdf (345.83KB)
Isi artikelProses morfologis dalam bahasa Bali, khususnya reduplikasi, perlu didiskusikan kembali. Bahasa Bali, sebagaimana sejumlah bahasa daerah di Nusantara, kaya dengan reduplikasi. Namun, kajian yang telah dilakukan (lihat Bawa dan Jendra, 1981; Kersten, 1984) belum menampilkan State of The Art ilmu linguistik dewasa ini. Jika dibandingkan dengan kajian yang dilakukan atas bahasa-bahasa daerah lainnya (lihat beberapa artikel yang dimuat dalam Seri NUSA, vol. 7, 33, 38, 49), model analisis reduplikasi bahasa Bali jauh ketinggalan karena masih berpegang pada model analisis Item and Arrangement (IA), sebagai urutan unsur pada struktur permukaan. Sehubungan dengan itu, makalah ini bertujuan mengungkap “kaidah” yang mengatur proses reduplikasi bahasa Bali berdasarkan model Item and Process (IP), yang melihat proses terjadinya pemunculan kembal isebuah unsure pada struktur yang lebih luas. Sebagai contoh, Kersten (1984:70) menyatakan bahwa dalam proses morfologis dengan sufiks –an untuk menghasilkan nomina dari dasar verba perlu disertai proses reduplikasi, seperti daar (V) ‘makan’ menjadi dedaaran (N) ‘makanan’. Akan tetapi, pertanyaan yang muncul: bagaimana proses terjadinya dedaaran (N) tersebut. Dengan demikian, kajian yang dihasilkan “mentok” sehingga pembaca tidak memperoleh penjelasan yang komprehensif tentang terjadinya proses reduplikasi tersebut.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)