Preposisi di atau prefiks di-?: studi kasus hasil UKBI seksi IV menulis pada guru SMP di Bekasi, Jawa Barat  

Oleh:

Budihastuti, Exti

Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KIMLI 2018: Kongres International Masyarakat Linguistik Indonesia, 13-16 Agustus 2018, Universitas Papua, Manokwari: “Mengusung Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah menuju Kesetaraan dalam Kebhinekaan.”, page 69-72.
Topik: kesalahan berbahasa; UKBI; preposisi; prefiks
Fulltext: 69-72.pdf (213.41KB)

Isi artikel

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kesalahan penggunaan preposisi di dan prefiks di-oleh guru Bahasa Indonesia SMP di Bekasi, Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif yang menggunakan teknik pengambilan data melalui observasi, studi pustaka, dan wawancara. Observasi dilakukan terhadap hasil tes UKBI Seksi IV Menulis 59 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa kesalahan yang dilakukan oleh responden. Kesalahan tersebut terjadi ketika responden menuliskan, misalnya kata di lihat dan di jual yang seharusya ditulis dilihat dan dijual karena di- berfungsi sebagai prefiks. Sementara itu, penulisan dilingkungan dan disekitar juga mengalami kesalahan karena pada kedua kata tersebut di berfungsi sebagai preposisi yang seharusnya ditulis terpisah. Dilihat dari hasil UKBI, responden rata-rata termasuk kategori Madya (baik). Dapat diasumsikan bahwa kesalahan yang terjadi dilatarbelakangi oleh beberapa alasan, misalnya (1) responden mengalami tekanan saat mengikuti tes, (2) responden ragu menentukan penggunaan di sebagai prefiks atau sebagai preposisi, (3) responden lupa kaidah. Itulah fenomena yang ditemui dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan perlunya kegiatan penyegaran tentang penggunaan preposisi di dan prefiks di- bagi guru Bahasa Indonesia SMP di Bekasi, Jawa Barat.

Opini Anda

Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali