Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:44 WIB
Detail
ArtikelSapaan “mbak” dan “mas” merebak digunakan di Jakarta sebuah kajian sosiolingustik  
Oleh: Mardiah, Zaqiatul ; Dewi, Kharisma Rosma ; Tausi, Elco Mytha ; Azizah, Siti Fajriah Nur
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 16: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Keenam Belas Tingkat Internasional, page 532-536.
Topik: kata sapaan; usia; keseringan; relasi; penampilan; kesantunan
Fulltext: 532-536 Zaqiatul Mardiah, Kharisma Rosma Dewi, Elco Mytha Tausi, Siti Fajriah Nur Azizah.pdf (330.79KB)
Isi artikelKata sapaan “mbak” dan “mas” yang digunakan oleh warga di Jakarta ini, secara umum didasarkan pada 4 faktor, yaitu (1) keseringan mendengar (2) usia dan penampilan, (3) relasi, dan (4) kesantunan. Usia yang dimaksud adalah paruh baya yang berkisar antara 18-35 tahun, sedangkan relasi berkaitan dengan hubungan penutur dan petutur yang tidak saling kenal. Adapun yang terakhir adalah penampilan orang yang disapa “mas” dan “mbak” yang memperlihatkan usia yang tidak sebenarnya biasanya terlihat relatif muda, walaupun boleh jadi usianya sudah lebih dari 40 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan mengapa penduduk Jakarta lebih memilih dua sebutan itu, dan untuk mengetahui kriteria apa yang menjadi indikasi seseorang bisa disapa “mbak” dan “mas”. Dengan mengandalkan metode penelitian survei, ada 100 responden yang diobservasi dan diwawancarai dalam riset kecil ini. Mereka dibagi dalam 3 wilayah kajian, yaitu lingkungan kampus (40 responden), lingkungan rumah (30 responden), dan lingkungan sekolah (30 responden). Hasil observasi dan wawancara menyatakan bahwa 100 responden lebih cenderung menggunakan kata sapaan “mas” untuk laki-laki di bawah paruh baya di mana pun, karena sering mendengar penggunaan sapaan itu, sekalipun responden itu tahu bahwa yang disapa “mas” itu berperawakan bukan Jawa, serta alasan sopan santun. Begitu pula dengan kata sapaan “mbak”. 100 responden lebih memilih kata itu, untuk menyapa perempuan di bawah paruh baya dengan alasan yang relatif sama dengan sebelumnya. Namun, ada sedikit penyempitan makna ketika sapaan “mbak” digunakan di lingkungan sekolah. Kata itu bukan hanya untuk menyapa perempuan paruh baya, tetapi untuk menyebut profesi asisten rumah tangga atau babysitter.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)