Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:34 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Produktivitas afiks nasal pada ragam bahasa nonbaku masa kini
Oleh:
A.M., Wanawir
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
KOLITA 16: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Keenam Belas Tingkat Internasional
,
page 495-499.
Topik:
nasal sound
;
productive
;
meaning
;
dynamic
Fulltext:
495-499 Wanawir A.M., Dessy Saputry.pdf
(326.19KB)
Isi artikel
Dalam pemakaian bahasa sehari-hari, baik tulis maupun lisan, seringkali kita menjumpai penutur bahasa menyingkat atau memperpendek ujarannya. Hal ini terjadi dalam percakapan yang cepat dan pada situasi informal. Menyingkat atau memperpendek ujaran dapat menyebabkan hilangnya satu atau beberapa fonem. Di samping menyingkat atau memperpendek ujaran, penutur bahasa akhir-akhir ini sering melakukan penambahan afiks pada kosakata yang digunakannya. Penambahan afiks sering terjadi secara bervariasi. Afiks yang cukup produktif pada komunikasi masa kini adalah afiks nasal (bunyi nasal). Penutur bahasa mengganggap bahwa afiks nasal mampu mempresentasikan pemakaian bahasa kekinian karena memuat bunyi yang asyik dengan makna yang padat pada kosakata yang singkat. Sebagai contoh seringkali kita menjumpai pemakaian kata nyoklat atau ngampus. Kedua kata tersebut bermakna „minum coklat? dan „pergi ke kampus?. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu hakikat bahasa adalah bersifat dinamis. Penelitian ini memiliki dua tujuan (1) mendeskripsikan bunyi nasal (afiks nasal) dan (2) mendeskripsikan makna bunyi nasal (afiks nasal) pada ragam bahasa nonbaku masa kini. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bunyi nasal (afiks nasal) apa sajakah yang sangat produktif pada ragam bahasa nonbaku masa kini dan apa makna yang terkandung di dalamnya?”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang bersifat menggambarkan, memaparkan dan menguraikan objek yang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup metode penjaringan data dan analisis data. Tahap penjaringan data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Adapun teknik penjaringan datanya menggunakan teknik Simak Libat Cakap dan teknik rekam serta catat, sedangkan analisis datanya memakai metode Padan dengan teknik pilah unsur penentu. Dari hasil penelitian didapat bunyi nasal yang sangat produktif digunakan oleh penutur bahasa masa kini adalah bunyi [ng-] dan [nge-] yang merupakan bunyi nasal dorsovelar dan bunyi [ny-] yang merupakan bunyi nasal laminopalatal, sedangkan bunyi nasal bilabial [m-] dan bunyi nasal laminoalveolar atau apikodental [n-], produktif pada masyarakat tutur Jawa. Disamping itu, ditemukan pula bunyi nasal untuk fonem vokal dan konsonan bersuara tidak luluh dan bunyi nasal untuk fonem konsonan [k,p,t,s] tidak bersuara luluh. Adapun makna yang didapat sesuai dengan konteks situasi pertuturan yang melingkupinya yaitu sebagai pembentuk kata kerja (verba) transitif meskipun ada juga yang berbentuk intransitif.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)