Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:50 WIB
Detail
ArtikelRealitas komunikasi lintas budaya di Indonesia: studi kasus pemilihan bahasa remaja era kekinian di Jakarta  
Oleh: Sukma, Riza
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 16: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Keenam Belas Tingkat Internasional, page 419-423.
Topik: komunikasi; lintas budaya; pemilihan bahasa; kids zaman now
Fulltext: 419-423 Riza Sukma.pdf (288.24KB)
Isi artikelIndonesia merupakan negara kepulauan yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Setiap wilayahnya dihuni oleh berbagai macam etnis yang berbeda budaya. Perbedaan latar belakang budaya ini ternyata memengaruhi pola komunikasi antarindividu atau antarkelompok masyarakat di Indonesia. Hal ini membawa pengaruh terhadap pola kehidupan masyarakatnya, misalnya penggunaan bahasa. Realitas komunikasi lintas budaya inilah yang akan dipaparkan dalam makalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena kebahasaan masyarakat di Jakarta, khususnya remaja terkait dengan pemilihan bahasa dalam konteks komunikasi lintas budaya. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkap motivasi individual penutur bahasa (remaja) saat memilih bahasa dalam konteks komunikasi. Metode yang digunakan, yaitu deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, kuesioner, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja di Jakarta memilih beberapa ragam bahasa dalam berinteraksi dengan lawan tuturnya. Para remaja tersebut mengalami tiga kendala problematik saat menentukan bahasa yang akan digunakan dalam komunikasi lintas budaya. Ketiga problematika tersebut, yaitu kendala perbedaan bahasa, perbedaan nilai, dan perbedaan pola perilaku budaya. Sebagian besar dari mereka sudah mulai sungkan menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerahnya saat berkomunikasi dengan lawan tuturnya, bahkan saat berbicara dengan orang tua atau keluarganya. Fenomena ini dipengaruhi oleh inferioritas atau rasa rendah diri di kalangan remaja. Para remaja merasa tidak memiliki prestise di hadapan lawan tuturnya saat menggunakan bahasa daerah. Oleh karena itu, mereka memilih kode bahasa yang lain, misalnya bahasa Indonesia atau bahasa asing. Selain itu, kejadian serupa sebagai akibat berkembangnya bahasa gaul atau bahasa alay sehingga remaja era kekinian mendapat julukan kids zaman now. Berbagai kosakata atau istilah baru pun bermunculan di kalangan mereka, seperti kuy, bosque, unch, faedah-unfaedah, tercyduck/tercyduk, HQQ, sleding, dan lainnya yang kemudian viral di media massa (media sosial). Tanpa sungkan kids zaman now ini memilih kosakata atau istilah tersebut dalam komunikasi sehari-hari dengan lawan bicaranya. Inilah realitas komunikasi lintas budaya yang terjadi di kota besar seperti Jakarta.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)