Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:40 WIB
Detail
ArtikelKonsep arah dalam budaya suku dayak ngaju: tinjauan linguistik antropologi  
Oleh: Budhiono, R. Hery
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 16: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Keenam Belas Tingkat Internasional, page 389-393.
Topik: Linguistic anthropology; concepts of direction; collective knowledge; culture
Fulltext: 389-393 R. Hery Budhiono.pdf (215.19KB)
Isi artikelSebagian besar sub-subsuku Dayak, termasuk Dayak Ngaju, yang mendiami Provinsi Kalimantan Tengah memiliki konsep dan pengetahuan kolektif yang relatif sama tentang arah (direction). Arah bagi masyarakat Dayak Ngaju bukan sekadar istilah seputar mata angin, apalagi dalam kenyataannya mereka tidak mengenal istilah-istilah itu. Dalam merepresentasikan arah mata angin, mereka lebih sering memainkan konsep, misalnya menghadap matahari pagi atau menghadap matahari sore. Arah dalam konteks ini dikaitkan dengan kebiasaan dan fenomena alam. Konsep arah dapat pula berupa atau mengiaskan kegiatan, sesuatu yang mereka lakukan. Kata turun bagi masyarakat Dayak Ngaju bermakna tidak sekadar beranjak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, tetapi juga merepresentasikan adanya aktivitas. Dalam konteks ini kata turun dimaknai sebagai berangkat (ke tempat) kerja. Begitu juga kata naik. Kata naik tidak hanya dimaknai sebagai pergerakan dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi, tetapi lebih sebagai perpindahan secara fisik dari daerah yang lebih ramai ke udik.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)