Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:41 WIB
Detail
ArtikelPelanggaran prinsip kesopanan dalam film ‘Alangkah lucunya negeri ini’  
Oleh: Hapsari, Ponco ; Hermanto, Riko
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 16: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Keenam Belas Tingkat Internasional, page 373-377.
Topik: The principle of politeness; politeness principles; violation of the principle of modesty; film
Fulltext: 373-377 Ponco Hapsari, Riko Hermanto.pdf (322.66KB)
Isi artikel Dalam berkomunikasi seseorang tidak hanya ingin menyampaikan informasi, melainkan juga fungsi. Fungsi dari komunikasi tersebut tidak dapat kita temukan jika kita menerapkan prinsip kerjasama. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan tersebut perlu adanya penerapan prinsip baru, yakni prinsip kesopanan (politeness principles). Prinsip kesopanan (politeness principles) berkenaan dengan aturan tentang hal-hal yang bersifat sosial, estetis, dan moral di dalam bertindak tutur. Penelitian ini berisi tentang pelanggaran prinsip kesopanan yang terdapat dalam film ‘Alangkah Lucunya Negeri Ini’. Topik tersebut penting untuk dikaji, mengingat Indonesia adalah salah satu negara dimana masyrakatnya sangat menjunjung tinggi norma kesopanan. Melalui film ‘Alangkah Lucunya Negeri Ini’, peneliti mengkaji berbagai jenis pelanggaran norma yang terjadi yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya rendahnya tingkat pendidikan penutur, yang dalam film tersebut digambarkan sekumpulan anak-anak yang berprofesi sebagai pencopet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan berbagai jenis pelanggaran prinsip kesantunan serta faktor yang melatarbelakangi terjadiya pelanggaran prinsip kesantunan di dalam film ‘Alangkah Lucunya Negeri Ini’. Data yang terdapat dalam penelitian ini berupa penggalan tuturan dalam film ‘Alangkah Lucunya Negeri Ini’ yang diduga melanggar prinsip kesopanan. Sedangkan sumber datanya adalah tuturan yang terdapat dalam film ‘Alangkah Lucunya Negeri Ini’. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan teoretis pragmatik serta pendekatan metodologis deskriptif kualitatif. Kemudian, metode yang digunakan dalam penelitian dibagi menjadi tiga tahap yakni, tahap penyediaan data, tahap analisis data dan tahap penyajian hasil analisis data. Tahap penyediaan data dilakukan dengan menggunakan metode simak dengan teknik dasar sadap dan teknik lanjutan Simak Bebas Libat Cakap (SBLC), rekam, dan catat. Tahap analisis data, peneliti menggunakan metode padan dengan teknik dasar Pilah Unsur Penentu (PUP). Sedangkan untuk tahap penyajian hasil analisis data, peneliti menggunakan metode informal. Hasil analisis data yang ditemukan berupa pelanggaran prinsip kesopanan dalam bentuk maksim ketimbangrasaan, maksim kemurah hatian (generousity maxim), maksim keperkenaan (approbation maxim), maksim kerendah hatian (modesty maxim), maksim kesetujuan (agreement maxim), dan maksim kesimpatian (sympathy maxim). Namun Pelanggaran prinsip kesopanan yang banyak ditemukan adalah pelanggaran maksim keperkenaan. Hal tersebut dikarenakan tingkat pendidikan dan lingkungan hidup membuat mereka sering menggunakan kata-kata kasar dan menghina atau menjelek-jelekkan orang lain dalam bertutur.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)