Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:10 WIB
Detail
ArtikelKarakteristik bahasa relawan pada pelayanan dukungan psychological first aid (pfa) bagi penyintas bencana  
Oleh: Kustianita, Nissa ; Nurfitriani, Dwi ; Rachmah Nifira, Furi
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 16: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Keenam Belas Tingkat Internasional, page 345-348.
Topik: Psychological First Aid (PFA); language characteristics; disaster survivors
Fulltext: 345-348 Nissa Kustianita, Dwi Nurfitriani, Furi Rachmah Nifira.pdf (262.12KB)
Isi artikel Apa yang terjadi di lingkungan sosial memengaruhi aspek psikologis seseorang. Peristiwa menekan yang berasal dari lingkungan memaksa individu untuk melakukan penyesuaian dengan situasi tersebut, yang ditandai munculnya reaksi stres seperti jantung berdebar, sedih, takut, marah, tidak bisa berpikir, hilangnya nafsu makan ataupun reaksi psikologis lainnya. Peristiwa bencana alam adalah salah satu yang dapat mengubah tatanan lingkungan fisik dan sosial sehingga akan berdampak pada psikologis sosial seseorang. Pemulihan kondisi akibat hal tersebut menuntut adaptasi baik secara psikologis maupun sosial dari setiap individu, dengan kata lain pengembalian kondisi kejiwaan seperti, emosi, perbuatan dan perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain di lingkungan masyarakat setelah terjadi bencana, menjadi hubungan yang dinamis antara perasaan psikologis dan pengalaman budaya yang pernah berlangsung sebelum terjadi bencana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, selain dukungan materi, dukungan psikososial pun memiliki urgensi bagi korban bencana. Aspek internal dan eksternal tersebut akan memengaruhi proses pemulihan kondisi individu yang menjadi korban bencana. Dukungan psikososial tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja, karena bersifat umum dan sederhana dan bukan merupakan tindakan profesional, hanya saja dalam layanan tersebut yang dikenal dengan istilah Psychological First Aid (PFA), tata caranya diatur sedemikian rupa sehingga bantuan dan dukungan yang diberikan menghasilkan manfaat seoptimal mungkin sekaligus mencegah atau mengurangi efek negatif yang dapat terjadi (Pattiasina, dkk, 2014, hlm. 58). Dalam praktiknya, layanan PFA menggunakan bahasa sebagai medianya dalam memberikan pertolongan psikologis pada penyintas bencana. Bahasa inilah yang kemudian menjadi daya tarik untuk pengkajian, sebab bahasa yang digunakan diatur sedemikian rupa sesuai prosedur PFA dan disesuaikan dengan kelompok rentan penyintas. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan tiga hal berikut: (1) karakteristik bahasa yang digunakan relawan ketika melakukan penanganan PFA; (2) perbedaan penggunaan bahasa relawan pada kelompok rentan (anak-anak, wanita, orang-orang tua dan orang dengan kecacatan fisik); dan (3) peran bahasa sebagai media penanganan PFA. Ketiga hal tersebut diungkap karena bahasa menjadi media yang jelas dan penting dalam penanganan PFA, sebab bahasa dapat memengaruhi aspek psikologis seseorang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan dan menganalisis data transkrip tuturan relawan yang menjadi objek kajian. Dengan demikian, dapat ditemukan informasi yang cukup untuk membuktikan bahwa bahasa merupakan hal yang paling mendasar dalam penanganan PFA. Data dianalisis dengan menggunakan teori ‘Dukungan Psikososial’ oleh Pattisiana dkk (2014), Nurcahyani (2016), Sakinah (2010) serta Widhiarso (2005). Kajian ini diharapkan tidak hanya menambah wawasan mengenai peran bahasa dalam pemulihan kondisi psikologis seseorang, tetapi juga dapat menjadi sumber aplikatif bagi semua kalangan untuk penanganan penyintas atau kelompok rentan yang terkena gangguan secara psikologis pada kondisi krisis atau darurat pasca bencana di lapangan.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)