Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:10 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Makna leksikal dan kultural pada proses pembuatan jagung bose/ketemak pada komunitas bahasa tetun di Desa Naimana, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Perspektif etnolinguistik
Oleh:
Magdalena Namok Nahak, Maria
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
KOLITA 16: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Keenam Belas Tingkat Internasional
,
page 314-317.
Topik:
Corn / bose
;
Culture
;
Ethnolinguistics.
Fulltext:
314-317 Maria Magdalena Namok Nahak.pdf
(269.44KB)
Isi artikel
Artikel ini bertujuan menggali kearifan lokal dalam makna Leksikal dan kultural pada proses pembuatan jagung bose/ketemak di Desa Naimana Kabupaten Malaka, berdasarkan perpektif Etnolinguistik. Permasalahan yang diangkat yaitu, 1) Makna leksikal apa sajakah yang terdapat dalam proses pembuatan jagung bose/ketemak?, dan 2) Bagaimanakah makna kultural budaya masyarakat Malaka khususnya ibu-ibu kader PKK terhadap proses pembuatan jagung bose/ketemak?. Dalam penelitian ini secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara spesifik penelitian ini menggunakan pendekatan etnolinguistik. Sasaran penenelitian ini adalah analisis makna leksikal, gramatikal, dan kultural pada leksikon-leksikon tradisi pembuatan “jagung bose/ketemak” serta mengetahui pola pikir masyarakat terhadap tradisi jagung bose/ketemak. Lokasi penelitian ini adalah Dapur Kader PKK Desa Naimana, Kabupaten Malaka. Teknik pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Wawancara dilakukan pada ibu-ibu kader PPK di desa Naimana, kabupaten Malaka. Data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan metode distribusional dan metode padan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori etnolinguistik juga disebut sebagai linguistik antropologi atau Antropological Linguistics yang merupakan kajian bahasa dan budaya sebagai sub bidang utama dari Anropologi (Duranti, 1977). Sejalan dengan itu Richard, Platt, Weber (1990: 13) mengemukakan bahwa lingistik Antropologi adalah cabang linguistik yang mengkaji hubungan bahasa dan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Secara gramatikal frasa jagung bose/ketemak merupakan frasa nomina. Makna kultural jagung bose/ketemak melambangkan rasa syukur pada Tuhan atas hasil panen yang berlimpah.
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.015625 second(s)