Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:39 WIB
Detail
ArtikelMotivasi instrumental sebagai penentu pemertahanan bahasa Sunda dialek banten di kawasan wisata (kajian sosiolinguistik di Pantai Tanjung Lesung dan Pantai Carita)  
Oleh: Sulistyaningsih, Lilis Siti ; Fasya, Mahmud ; Reykhani, Putri Siti ; Mumpuni, Andina Putri ; Isnaeni, Meidi
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 16: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Keenam Belas Tingkat Internasional, page 278-282.
Topik: motivasi instrumental; pergeseran bahasa; pemertahanan bahasa; sikap bahasa
Fulltext: 278-282 Lilis Siti Sulistyaningsih, Mahmud Fasya, Putri Siti Reykhani, Andina Putri Mumpuni, Meidi Isnaeni.pdf (134.94KB)
Isi artikelPemertahanan dan pergeseran bahasa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya akan saling memengaruhi. Masyarakat yang tidak mampu mempertahankan bahasa daerahnya secara otomatis akan mengalami pergeseran bahasa secara berangsur-angsur. Jika dilihat dari lokasi permukiman, masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan akan lebih mudah dalam mempertahankan bahasa daerahnya. Hal ini terjadi karena karakteristik masyarakat desa yang cenderung setia dalam berbahasa dengan cara menggunakannya dalam komunikasi sehari-hari. Kasus ini akan berbeda pada masyarakat pedesaan yang berada di kawasan wisata. Pemertahanan bahasa daerah pada masyarakat desa wisata akan bersinggungan dengan berbagai kepentingan, seperti kepentingan identitas dan kepentingan ekonomi. Hal ini terjadi pada masyarakat pedesaan yang tinggal di kawasan wisata Pantai Tanjung Lesung dan Pantai Carita, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Umumnya masyarakat daerah tersebut menggunakan bahasa Sunda dialek Banten dalam berkomunikasi sehari-hari. Namun, pada kenyataannya penggunaan bahasa Sunda dialek Banten mengalami sedikit pergeseran dengan beberapa bahasa lain. Kasus ini terjadi karena masyarakat setempat memiliki motivasi instrumental ketika menggunakan bahasa lain di luar bahasa daerahnya. Masyarakat yang memiliki usaha dan berdagang di sekitar kawasan wisata akan menggunakan bahasa yang dianggap paling memudahkan dan menguntungkan dalam melakukan kegiatan perdangangan. Penelitian ini akan membahas bagaimana usaha pemertahanan bahasa Sunda dialek Banten yang dilakukan masyarakat setempat jika dikaitkan dengan motivasi instrumental. Adapun permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah (1) situasi kebahasaan masyarakat di kawasan wisata Pantai Tanjung Lesung dan Pantai Carita, (2) sikap bahasa masyarakat di kawasan wisata Pantai Tanjung Lesung dan Pantai Carita terhadap bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing berkaitan dengan motivasi instrumental, dan (3) pemertahanan bahasa Sunda dialek Banten di kawasan wisata Pantai Tanjung Lesung dan Pantai Carita. Permasalahan dalam penelitian ini dikaji dengan menggunakan pendekatan teoretis sosiolinguitik dan metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini difokuskan pada masyarakat pedesaaan di sekitar kawasan wisata Pantai Tanjung Lesung dan Pantai Carita, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Data penelitian ini berupa ragam peristiwa tutur yang dilakukan responden baik secara lisan maupun tulisan, informasi terkait sikap bahasa responden, dan informasi terkait usaha pemertahanan bahasa Sunda dialek Banten yang dilakukan responden. Sementara itu, pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara pada responden melalui teknik rekam dan pancingan. Temuan penelitian ini adalah paparan deskripsi situasi kebahasaan, sikap bahasa, dan upaya pemertahanan bahasa Sunda dialek Banten di kawasan wisata Pantai Tanjung Lesung dan Pantai Carita.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)