Anda belum login :: 22 Nov 2024 23:55 WIB
Detail
ArtikelGambaran proses pengambilan keputusan caregiver utama anak tuli untuk memelajari isyarat  
Oleh: Wahyudi O., Victoria Geraldin ; Handayani, Penny
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 17: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Ketujuh Belas Tingkat Internasional, page 503-507.
Topik: pengambilan keputusan; tuli; SIBI; caregiver
Fulltext: 503-507.Victoria Geraldin Wahyudi O., Penny Handayani.pdf (269.16KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 17
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Isi artikelPada setiap proses komunikasi ada kemungkinan hambatan komunikasi akan muncul. Hambatan yang muncul dalam proses berkomunikasi dapat mengganggu kualitas komunikasi yang terjadi. Semakin tinggi hambatan, semakin rendah kualitas komunikasi. Salah satu cara untuk mengurangi hambatan adalah dengan memastikan komunikator dan komunikan menggunakan bahasa yang sama. Dengan pemahaman tersebut, penting bagi orangtua untuk menggunakan bahasa yang sama dengan anaknya, terlebih lagi jika anak tersebut adalah anak tunarungu (untuk selanjutya disebut tuli). Jakarta memiliki sekolah yang memberikan kesempatan kepada orangtua untuk memelajari bahasa isyarat (SIBI) yang juga dipelajari dan digunakan anaknya di dalam kelas. Respon orangtua terhadap kesempatan tersebut pun beragam. Ada yang antusias memelajari isyarat, ada pula yang menolak. Teori pengambilan keputusan (Noorderhaven, 1995) menjelaskan, ada tiga (3) fase yang dilalui oleh seorang individu untuk mengambil keputusan, yaitu kesadaran, analisa, dan penerapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses pengambilan keputusan caregiver utama mendengar (tidak tuli) untuk memelajari SIBI. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi untuk pengambilan data. Wawancara dan observasi dilakukan sebanyak dua kali di hari yang berbeda dengan durasi kurang lebih 10 jam per hari. Partisipan penelitian ini adalah dua keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan satu anak tuli. Kedua ibu sebagai partisipan utama sedangkan ayah dan anak tulinya adalah partisipan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga fase pengambilan keputusan sudah dilalui oleh kedua partisipan utama dengan durasi yang beragam. Meskipun berbeda durasi, kedua partisipan sama-sama merasakan manfaat nyata dari memelajari isyarat.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.03125 second(s)