Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:05 WIB
Detail
ArtikelPenggunaan bahasa pada penilaian bahasa Indonesia di SMALB tunarungu  
Oleh: Wuryanti, Sri
Jenis: Article from Proceeding
Dalam koleksi: KOLITA 17: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Ketujuh Belas Tingkat Internasional, page 460-464.
Topik: tunarungu; bahasa indonesia; media konkret; media visual; pertanyaan faktual; bahasa isyarat
Fulltext: 460-464.Sri Wuryanti.pdf (403.69KB)
Ketersediaan
  • Perpustakaan PKBB
    • Nomor Panggil: 406 KLA 17
    • Non-tandon: tidak ada
    • Tandon: 1
 Lihat Detail Induk
Isi artikelKurikulum 2013 diterapkan di Indonesia dari tahun akademik 2013-2014. Objek pembelajarannya adalah fenomena alam, fenomena sosial, dan fenomena budaya. Teknik pembelajarannya dengan mengamati, mempresentasikan, dan mengkomunikasikan sesuatu baik tertulis maupun lisan. Siswa tunarungu memiliki kosakata yang sangat terbatas dibandingkan dengan siswa yang memiliki fungsi pendengaran normal. Sesuai dengan pendapat Huda (2018) kemampuan siswa SMALB dalam menguasai bahasa asing atau bahasa Indonesia adalah kurangnya kosa kata, tata bahasa, dan kesulitan dalam mengekspresikan ide. Gangguan pendengaran adalah hambatan utama karena bahasa adalah alat untuk berkomunikasi dengan manusia lain, mengekspresikan perasaan, mengatur, memberi informasi, dan mendapatkan pengetahuan. Siswa yang memiliki keterampilan bahasa akan dapat mengembangkan kemampuan sosial, emosional, dan intelektual mereka sepenuhnya. Sementara bagi siswa dengan gangguan pendengaran atau tuli total akan mengalami kurang memiliki penguasaan bahasa melalui pendengaran, tetapi memaksimalkan penguasaan bahasa dengan visi dan memanfaatkan indera lain. Media komunikasi untuk siswa tuna rungu menggunakan dua kemungkinan, yaitu menggunakan media menulis dan membaca atau menggunakan bahasa isyarat. Dalam konteks penilaian standar nasional untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus mengikuti UN, mata pelajaran yang diuji untuk SMALB adalah; matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Sesuai dengan filosofi kurikulum 2013, untuk semua mata pelajaran berdasarkan kontekstual atau teks dengan fenomena budaya, alam dan sosial. Dalam kurikulum 2013 pertanyaan ujian nasional disemua mata pelajaran menggunakan teks yang diamanatkan sesuai dengan fenomena alam, sosial, dan budaya yang lebih dekat dengan lingkungan sekolah. Dari filosofi tersebut maka dalam penilaian tersebut dapat diberikan ide agar penilaian UN secara nasional tidak terlalu jauh isi penilaian dengan subyek yang akan dinilai, diantaranya ; (1) pertanyaan menggunakan media visual media visual, (2) pertanyaan yang sesuai dengan pembelajaran faktual, (3) menggunakan bahasa isyarat.
Opini AndaKlik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!

Kembali
design
 
Process time: 0.015625 second(s)