Anda belum login :: 23 Nov 2024 00:01 WIB
Home
|
Logon
Hidden
»
Administration
»
Collection Detail
Detail
Strategi tindak tutur kiai Jawa dalam pengajian: kajian pragmatik
Oleh:
Wibowo, Setiawan Edi
Jenis:
Article from Proceeding
Dalam koleksi:
KOLITA 17: Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Ketujuh Belas Tingkat Internasional
,
page 432-436.
Topik:
Strategi Tindak Tutur
;
Kiai Jawa
;
Pragmatik
Fulltext:
432-436.Setiawan Edi Wibowo.pdf
(376.83KB)
Ketersediaan
Perpustakaan PKBB
Nomor Panggil:
406 KLA 17
Non-tandon:
tidak ada
Tandon:
1
Lihat Detail Induk
Isi artikel
Penelitian ini berpijak pada pragmatik yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan strategi tindak tutur kiai Jawa dalam pengajian. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat etnografi sinkronis. Data dideskripsikan secara eksplanatif dengan data berupa tuturan kiai yang berasal dari Jawa Tengah (Rembang dan Demak) berdialek Mataraman dan Jawa Timur (Tuban) berdialek pantura dalam kegiatan pengajian. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan dokumentasi yang berteknik lanjutan teknik rekam, simak, dan catat. Kajian pragmatik didukung oleh teori-teori ekletik, yaitu teori strategi tindak tutur Wijana (1996), (Rahardi, 2005), dan (Kridalaksana, dkk,. 2001). Hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa strategi tindak tutur kiai Jawa dalam pengajian dimanifestasikan dalam empat cara, yaitu: tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Secara kuantitas—apabila disusun secara berurutan—pemanfaatan strategi tindak tutur yang lebih sering digunakan oleh kiai Jawa adalah strategi tindak tutur langsung literal; kedua, strategi tindak tutur tidak langsung literal; ketiga, strategi tindak tutur langsung tidak literal; dan keempat, strategi tindak tutur tidak langsung tidak literal. Secara teoretis, pemilihan strategi kiai Jawa yang dominan adalah strategi tindak tutur langsung literal tidak sesuai dengan konsep masyarakat Jawa, yakni menyatakan suatu hal secara tidak langsung. Akan tetapi, hal tersebut dianggap lazim, sebab konsteks tuturnya adalah pengajian. Apabila melihat tujuan tindak tuturnya, maka pemilihan strategi tindak tutur ini dapat dipahami karena agar mempermudah penyampaian maksud tutur, yaitu materi pengajian. Entitas pemanfaatan strategi tindak tutur kiai Jawa dalam pengajian dapat dimanifestasikan sebagai berikut. (1) Tindak tutur langsung literal; berkonstruksi deklaratif (wujud realisasinya bertujuan untuk: menginformasikan sesuatu, menjelaskan, memerikan, meyakinkan, menyindir, mengutamakan, menunjukkan, menasihati, mengkritik, membuktikan, memastikan, mendoakan, membanggakan, mengekspresikan ketakutan, menunjukkan kesungkanan, mengeluh, bersyukur, menamai, merendah, dan membandingkan); berkonstruksi imperatif (wujud realisasinya bertujuan untuk: melarang, memerintah, mengajak, menyarankan, dan mewajibkan); berkonstruksi eksklamatif (wujud realisasinya bertujuan untuk: memuji); dan berkonstruksi empatik (wujud realisasinya bertujuan untuk: memuliakan, menghormati, dan menyanjung). (2) Tindak tutur tidak langsung literal; berkonstruksi deklaratif (wujud realisasinya bertujuan untuk: melarang, memerintah, mengajak, menasihati, memperingatkan, dan mengeluh); berkonstruksi imperatif (wujud realisasinya bertujuan untuk: mendokan); berkonstruksi eksklamatif (wujud realisasinya bertujuan untuk: mengajak); berkonstruksi empatik (wujud realisasinya bertujuan untuk: menginformasikan sesuatu); berkonstruksi interogatif (wujud realisasinya bertujuan untuk: menginformasikan sesuatu, menafsirkan, memastikan, menawarkan, membandingkan, dan mengejek). (3) Tindak tutur langsung tidak literal; berkonstruksi deklaratif (wujud realisasinya bertujuan untuk: meyakinkan, membanggakan, kebahagiaan, ketakutan, mengeluh, menyalahkan, menjelekkan, dan keengganan). (4) Tindak tutur tidak langsung tidak literal; berkonstruksi interogatif (wujud realisasinya bertujuan untuk: memerintah) dan berkonstruksi imperatif (wujud realisasinya bertujuan untuk: mengeluh).
Opini Anda
Klik untuk menuliskan opini Anda tentang koleksi ini!
Kembali
Process time: 0.40625 second(s)